04 Maret 2014

Indahnya Sifat Tawadhu'

Bismillahirrahmanirrahim

Menumbuhkan Sifat Tawadhu'

Makin berisi makin merunduk. Begitulah peribahasa 'ilmu padi' yang sering kita dengar. Dalam syariat islam yang mulia pun diajarkan hal yang serupa, sifat dqn sikap tawadhu'.

al-Qur'an dalam beberapa ayat menyebutkan pujian bagi orang-orang yang tawadhu' dan mengancam orang yang sombong.  Tidak ada keutamaan seseorang terhadap yang lain kecuali nilai takwanya.
Allah Ta'ala berfirman:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

" Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."(QS Al-Hujurat: 13)

Definisi Tawadhu'

Tawadhu' secara bahasa bermakna rendah terhadap sesuatu.
Sedangkan menurut istilah adalah menampakkan perendahan hati kepada sesuatu yang diagungkan. Ada juga yang mengatakan Tawadhu' adalah menerima kebenaran dan tidak menentang hukum.
(Madarij as-Salikin 2/379, ibnu Qayyim, Fathul Bari 11/341, Ibnu Hajar)

Tidak ada yang mengingkari,tawadhu' adalah akhlak yang mulia. Yang menjadi pertanyaan, kepada siapa kita merendahkan hati. Allah Ta'ala menyifati hamba yang di cintai-Nya dalam firman-Nya:

 أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينٌ

"Yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir"(QS. Al-Maidah: 54)

Syarat Tawadhu'

Tawadhu' adalah akhlak yang agung, dan ia tidak sah kecuali dengan dua syarat;

1. Ikhlas Karena Allah Ta'ala Semata

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

وما تواضع أحد لله إلا رفعه الله

"Tidaklah seorang Tawadhu' karena Allah, kecuali Allah akan angkat derajatnya. "(HR. Muslim: 2588)

2. Kemampuan

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

من ترك اللباس تواضعا لله وهو يقدر عليه دعاه الله يوم القيامة على رءوس الخلائق حتى يخيره من أى حلل الإيمان شاءيلبسها

"Barangsiapa yang meninggalkan pakaian(yang bagus dan mahal-pent)karena tawadhu' kepada Allah Ta'ala padahal dia mampu, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk hingga Allah memberinya pilihan dari perhiasan penduduk surga, ia bisa memakainya sekehendaknya."
(HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim, Abu Nu'aim, dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam as-Shahihah no. 718)

Keutamaan Tawadhu'

1. Menjalankan Perintah Allah Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman:

وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman." (QS. Asy-Syu'aro: 215)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: "Maksudnya adalah Tawadhu', karena orang yang sombong melihat dirinya bagaikan burung yang terbang di angkasa, maka Allah Ta'ala memerintahkan untuk merendahkan sayapnya dan merendahkan diri terhadap orang-orang beriman yang mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. "(Syarah Riyadhus Shalihin 3/515)

2. Allah Ta'ala Membenci Orang Yang Sombong

Allah Ta'ala berfirman:

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."(QS. Luqman: 18)

Ibnu Abbas radhiallahuma berkata: "Yaitu jangan kamu sombong,sehingga membawa kalian merendahkan hamba Allah Ta'ala dan berpaling dari mereka jika mereka berbicara kepadamu."(Fathul Bari 4/301)

3. Perangai Hamba Yang Terpuji

Allah Ta'ala berfirman:

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan."(QS. Al-Furqan: 63)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: "Firman Allah Ta'ala berjalan di atas bumi dengan rendah hati yaitu mereka berjalan dengan tenang, penuh dengan katawadhu'an, tidak congkak dan sombong."(Madarijus Salikin 2/375, Ibnul Qayyim, tahqiq: Amir Ali Yasin)

4. Jalan Menuju Surga

Allah Ta'ala berfirman:

 تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa"(QS. Al-Qoshos: 83)

5. Mengangkat Derajat Seorang Hamba

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

وما تواضع أحدلله إلا رفعه لله

"Tidaklah seorang Tawadhu' karena Allah, kecuali Allah akan angkat derajatnya. "(HR. Muslim: 2588)

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: " Hadits ini mempunyai dua makna:

Pertama: Allh Ta'ala akan meninggikan derajatnya di dunia, dan mengokohkan sifat Tawadhu'nya dalam hati hingga Allah Ta'ala mengangkat derajatnya di mata manusia.

Kedua: Pahala di akhirat, yakni Allah Ta'ala akan mengangkat derajatnya di akhirat disebabkan Tawadhu'nya di dunia.
(Syarah Shahih Muslim 16/143)

6. Mendatangkan Rasa Cinta,Persaudaraan dan Menghilangkan Kebencian

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إن لله أو حى إلى أن تواضعوا حتى لا يفخر أحدعلى أحد ولا يبغى أحد على أحد

"Sesungguhnya Allah Ta'ala mewahyukan kepadaku agar kalian tawadhu', hingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya atas orang lain dan tidak ada lagi orang yang menyakiti atas yang lain."(HR. Muslim: 2865)

Macam-Macam Tawadhu'

1. Tawadhu' Yang Terpuji

Yaitu Tawadhu'nya seorang hamba ketika melaksanakan perintah Allah Ta’ala dan meninggalkan larangan-Nya.

Karena jiwa ini secara tabiat akan mencari kesenangan dan rasa lapang serta tidak ingin terbebani sehingga akan menimbulkan keinginan lari dari peribadatan dan tetap dalam kesenangannya.  Maka apabila seorang hamba mampu menundukkan dirinya dengan melaksanakan perintah Allah Ta'ala dan menjauhi larangan-Nya, sungguh ia telah tawadhu' dalam peribadatan.

2. Tawadhu' Yang Tercela

Yaitu Tawadhu'nya seorang kepada orang yang mempunyai pangkat dunia karena berharap mendapatkan bagian dunia darinya.
(Roudhotul Uqola hlm. 59, ibnu Hibban, Nadhrotun Na'im 4/1256-1257, Nahwa Akhlaq as-Salaf hlm 153)

Tingkatan Tawadhu'

1. Tawadhu Di Dalam Agama

Yaitu patuh dan mengerjakan yang diajarkan olah Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam secara pasrah, tunduk dan taat. Hal ini tidak bisa terwujud kecuaili dengan tiga perkara;

  • a. Tidak mempertentangkan ajaran yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan akal, analogi, perasaan, atau siasat.
  • b. Tidak menuduh bahwa dalil-dalil dalam agam ini adalah cacat dan jelek serta berprasangka bahwa dalil-dalil agama ada yang kurang, atau yang lainnya lebih utama. Barangsiapa yang terlintas dalam pikirannya hal seperti ini, maka salahkanlah pemahamannya.


  • c. Tidak menyelisihi nash dan dalil yang telah tetap.

2. Menerima Kebenaran Dari Orang Yang Dicintai Atau Yang Dibenci

Tidak termasuk sikap tawadhu' adalah menolak kebenaran dikarenakan ia berasal dari musuh.

3. Menjunjung al-Haq

Yaitu menjadikan al-haq dan perintah sebagai dasar perbuatan dan menjalankan ibadah kepada Allah Ta'ala semata-mata karena perintah dari Allah Ta'ala dan bukan karena kebiasaan atau hawa nafsu
(Madarij as-Salikin 2/383-388, Ibnul Qayyim rahimahullah)

Tawadhu' Dan Menghinakan Diri

Istilah tawadhu' dan menghinakan diri adalah dua hal yang berbeda.

Sifat tawadhu' muncul karena atas dasar ilmu dan pengetahuannya kepada Allah Ta'ala dan karena pengagungan dan kecintaan kepadaNya serta kesadaran mengintropeksi terhadap aib diri.

Sedangkan sifat menghinakan diri adalah merendahkan dan menghinakan dirinya kepada orang lain untuk meraih bagian dan kelezatan syahwatnya.

Imam Ahmad bin Abdurrohman al-Maqdisi rahimahullah mengatakan: "Sikap pertengahan adalah dengan tawadhu' tanpa merendahkan diri,dan ini adalah terpuji. Sikap tawadhu' yang terpuji adalah dengan berbuat adil, yaitu memberikan kepada setiap orang yang mempunyai kedudukan haknya."(Mukhtashor Minhajul. Qosbidin  hlm. 298, tahqiq: Ali Hasan Ali Abdul Hamid  rahimahullah)

Kiat Menggapai Tawadhu'

1. Berpukirlah Dari Apa Kita Diciptakan

jika seorang Muslim bisa mengukur diri,  dan menyadari siapa dirinya, dia akan menilai bahwa dirinya adalah insan yang rendah dan hina.

Berawal dari tidak bisa mendengar, tidak melihat dan lemah, kemudian menjadi insan yang sempurna penciptaannya.
Allah Ta'ala berfirman:

مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ
مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ
ثُمَّ السَّبِيلَ يَسَّرَهُ

"Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian Dia memudahkan jalannya."(Qs. 'Abasa: 18-20)

Allah Ta'ala Berfirman:

إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat."(QS. Al-Insan: 2)

Imam Ibnu Hibban rahmatullah menamakan:"Bagaimana mungkin seseorang tidak tawadu' padahal ia diciptakan dari artetis mani yang hina dan akhir hidupnya ia akan kembali menjadi bangkai yang menjijikkan serta kehidupannya di dunia ia membawa kotoran? "( Roudhotul Uqolaa hlm.61)

2. Kenalilah Diri Anda

Allah Ta'ala berfirman:

وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا

"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung."(QS. Al-Isro':37)

Syaikh Muhammad Amin as-Syinqithi rahimahullah berkata: "Wahai orang yang sombong, engkau adalah orang yang lemah, hina dan terbatas di dunia ini. Bumi yang engkau berpijak di atasnya, engkau tidak bisa berbuat apapun walaupun engkau injak dengan sekuat tenaga.  Jangan angkuh, jangan berjalan di muka bumi ini dengan sombong. "(Adhwaaul Bayan 3/592)

Potret Tawadhu' Rasulullah Salalallahu 'Alaihi Wa Sallam

Allah Ta'ala telah memuji mujinya sifat beliau di dalam  firmanNya:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."(QS. Al-Qolam: 4)

Diantara sifat Tawadhu' Rasulullah Salalallahu 'alaihi Wa Sallam 

Rasulullah Salalallahu 'alaihi Wa Sallam Bersabda:

"Janganlah kalian berebahan kepada sebagaimana orang-orang Nasrani yang berlebihan kepada Isa bin Maryam. Aku hanyalah seorang hamba. Katakanlah; hamba Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. "(HR. Bukhori: 3445)

'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "Rasulullah Salalallahu 'alaihi Wa Sallam sangat perhatian dalam membantu urusan keluarganya. Apabila telah tiba waktu shalat, beliau bergegas pergi menuju shalat."(HR. Bukhori: 676)

Rasulullah shalallahu 'alaihi Wa Sallam melewati sekumpulan anak kecil, kemudian beliau mengucapkan salam kepada mereka.(HR. Bukhori: 6247, Muslim: 2168)

Rasulullah 'Alaihi Wa Sallam menjahit sandalnya ,menambal bajunya, memeras susu ternak untuk keluarganya dan memberi makan unta. Beliau makan bersama pembantunya dan mengundang orang-orang miskin. Berjalan bersama para janda dan anak yatim untuk memenuhi kebutuhan mereka. Beliau memulai salam lebih dahulu jika bertemu orang lain dan beliau memenuhi undangan orang yang mengundangnya sekalipun dalam  sesuatu undangan yang ringan.
(Madarij as-Salikin 2/377-378)

Abu Sa'id al-Khudri berkata:" Cintailah  orang-orang yang miskin karena aku mendengar Rasulullah shalallu 'alaihi Wa Sallam berkata dalam do'anya: "ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, wafatkanlah aku dalam keadaan miskin,dan masukkanlah aku bersama orang-orang yang miskin pada hari kiamat."(HR. Tirmidzi, ibnu majjah, dan di shahihkan oleh syaikh al-Albani dalam as-Shohihah: 308,al-Irwaa: 861)

al-Hafizh Ibnu Rojab menamakan:"Yang di maksud dengan miskin dalam hadirat ini adalah orang yang di dalam hatinya ada rasa tenang,tunduk dan khusyu' kepada Allah Ta'ala "(Majmu'Rosail al-Hafizh Ibnu Rojab al-Hanbali 1/309)

Mutiara Salaf Seputar Tawadhu' 

1. Sahabat mulia Abu Bakr as-Shiddiq rahimahullah berkata: "Kami mendapati kemuliaan dalam ketakwaan,kecukupan dalam keyakinan dan kehormatan dalam Tawadhu'. "(Ihya' Ulumuddin 3/343)

2. Ummul Mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'Anha berkata:"kalian telah melupakan ibadah yang paling afdhol yaitu Tawadhu'. "(Az-Zuhud 2/463)

3. 'Urwah bin Wardi bwrkata: "Tawadhu' adalah salah satu tujuan kemuliaan. Setiap nikmat pasti ada yang hasad kecuali Tawadhu'. "(Ihya' Ulumuddin 3/343)

Demikian ibadahnya sifat Tawadhu'.

Oleh:
Abu Abdillah Syahrul Fatawa bin Luqman hafidzahullah 
(Dari Majalah al-Furqon edisi 11 tahun kesembilan jumadats-Tsani 1431 hlm. 42-45)

Di Salin Oleh:
Radinal Maasy (ibnu Abdillah)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Indahnya Sifat Tawadhu'

0 komentar:

Posting Komentar

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]

Flag Counter