بسم الله الرحمنر حيم
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, :

Muncul-nya bentuk-bentuk kebatilan , kesesatan dan serta kebid'ahan
adalah takdir Allah yang pasti terjadi, sebagi ujian bagi manusia, siapakah yang senantiasa berjlan diatas kebenaran atau manjadi pengikut hawa nafsu.
Diantara penyabab munculnya kebid'ahan yaitu:
1.kebodohan
Kebodohan merupakan penyakit yang berbahaya, ia menyebabkan kerusakan yang besar. Danmenjadi faktor utama yang menjerumuskan manusia ke dalam lembah subhat dan syahwat.kebodohan ini adalah kebodohan terhadap dien, ajaran islam yang sesungguhnya, kebodohan terhadapa manhaj salaf dan kedudukan mereka di masa lalu, kebodohan terhadap ajaran agama ini yang merupakan penyebab kerusakan, perpecahan, dan kebid'ahan dalam masyarakat.
Allah berfirman:
ومن اضل ممن اتبع هو ىه بغير هدى منالله ، ان الله لايهدى القوم الظلمين
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikut hawa nafsu-nya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah. ( QS. al- Qashash : 50 )memang, pelaku bid'ah lebih mengedepankan hawa nafsunya daripada petunjuk Allah, sehingga ia menjadi manusia yang paling sesat, walaupun ia merasa berada pada jalan yang diatas petunjuk.
1.1.Bodoh terhadap al-Qur'an dan as-Sunnah
Ahlul bid'ah memahami al-Qur'an dan as-Sunnah tidak sebagaimana yang di inginkan Allah dan Rasul-Nya. mereka memahami dan mengamalkannya sesuai dengan akal dan pemahaman mereka yang rusak, sehingga banyak pemahaman yang bathil terhadap al-Qur'an dan sunnah.واعبد ربك حتى يأ تيك اليقين
" ibadahilah Rabbmu sampai datang keyakinan kepadamu" ( QS. al-Hijr : 99 )Ahlul bid'ah memahami ayat tersebut dengan MA'RIFAH, lalu mereka beranggapan bahwa orang yang berjalan mencari hakikat apabila telah sampai pada tingkatan ma'rifah yang mereka yakini, maka gugurlah atasnya segala kewajiban agama, karena Allah memerintahkan, hambanya untuk beribadah kepada-Nya sampai ia temukan keyakinan yaitu ma'rifah.
Ini merupakan pemahaman yang membawa kepada kekufuran, kebathilan, dan merupakan kejahilan yang nyata. Karena menyelisihi pemahaman para salaf.
Imam Ibnu Katsyir rahimahullah menafsirkan ayat diatas :
"Ayat ini sebagai dalil yang menyalahkan pendapat orang-orang mulhid (menyimpang ) yang mengatakan bahwa yang di maksud keyakinan dalam ayat tersebut adalah ma'rifah, mak apabila salah seorang dari mereka sampai kepada tingkatan ma'rifah maka gugur darinya kewajiban agama menurut mereka. Dan ini adalah kekufuran, kebathilan, dan kebodohan karena sesungguh-nya para nabi dan para pengikutnya mereka adalah orang yang paling kenal Allah dan sifat-sifat-Nya serta pengahgungan yang berha kepada-Nya, bersama dengan ini mereka adalah manusi yang paling taat kepada Allah dan paling banyak ibadahnya serta senantiasa melakukan amal kaebajikan sampai datang kematian, dan sesungguhnya maksud ' keyakinan ' dalam ayat ini adlah kematian." ( tafsir ibnu Katsyir )
Begitu juga kebodohan(kejahilan) terhadap sunnah, seperti;
- kejahilan terhadap kedudukan sunnah sebagai sumber hukum.
-kejahilan terhadap sunnah itu sendiri.];
Syaikh Ahmad bin Hajar alu Butami rahimahullah, berkata
" Sesungguhnya kejahilan terhadap kedudukan sunnah sebagai dasar syari'at sungguh telah meyebabkan (seorang) keluar dari mengikuti kitabullah dan sunnah Rasul-Nya, sebagaiman yang di jelskan oleh ayat al-Qur'an dan hadits-hadits nabi shalallahu alaihi wa sallam. yang shahih.
Allah Ta'ala berfirman :
اتبعوا ما أنزل إليكم من ربكم ولا تتبعوا من دونه أولياء قليلا ما تذكرون
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya, Amat sedikitlah kamu mengmbilpelajaran ( daripadanya). (QS. al- A'raf : 3)فليحذر الذين يخا لفو ن عن أمره أن تصيبهم فتنة أو يصيبهم عذا ب أليم
Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih. ( QS. an-Nur: 63)Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda;
" Apabila aku perintahkan kepadamu suatu perkara maka laksanakan sesuai dengan kemampuanmu dan apabila aku melarangmu dari sesuatu maka tinggalkanlah" ( HR. Bukhari dan Muslim )
Dan ketidak tahuan terhadap kedudukan dan derajat hadits, apakah ia shahih, dhaif, atau maudhu', maka akan mengantarkan kepada kemunculan dan menjamurnya bid'ah di kalangan mutakhkhirin.
Syaikkh Ahmad bin Hajar alu Buthami rahimahullah, berkata :
" Betapa banyaknya kejahilan tentang hadits shahih, hasan, dhaif, dan palsu telah membawa malapetaka terhadap agama, betapa banyak aqidah telah di rusak dan di tambahkan dalam agama sesuatu yang bukan darinya, batapa banyaknya anda mendapatkan kitab-kitab mawaidz dan Raqaiq ( kitab - kitab nasehat ) dalam kitab-kitab kumpulan khutbah dan dalam kitab-kitab fikih hadits- hadits yang dhaif dan palsu yang di sebarkan oleh mereka ahlul bid'ah
dan mereka suguhkan kepada masyarakat, mereka Ahlul bid'ah tidak membebankan diri sama sekali untuk mengkaji hadits yang shahih dan hasaan supaya mereka amalkan dan mengetahui hadits-hadits yang dhaif dan palsu agar mereka tinggalkan, tetapi mereka mengambil apa saja yang mereka dapatkan dan temukan dan menisbahkannya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
1.2. Kebodohan (kejahilan) terhadap Salaf
Manhaj salaf adalah jalan hidupnya para generasi shalafush shalih, oleh karena itu mengenal dan mempelajarinya merupakan perkara yang urgen dalam kehidupan seorang baik dalam perkara ilmiah ataupun amalliah. agar ia selamat dari kebathilan dan kesalahan dalam memahami agama dan mengamalkan-nya.Imam al- Baqi' as-syafi'i rahimahullah berkata :
" Sesungguhnya bid'ah tidak mampu mengetahunya kecualu ahlu sunnah yang mengenal/manhaj shalafush shalih. adapun selain mereka maka akan salah dalam hal itu."
Syaikh Taqiyuddin al-Hishni as- Syafi'i rahimahullah dalam bantahannya terhadap sebagian bid'ah
orang-orang sufi, beliau berkata: " sungguh saya telah menemukan orang - orang yang di tokohkan dalam tarekat ini, saya melihat perkara-perkara yang hampir saya memastikan sebagai kebaikan, bahkan saya pastikan bahwa itu adalah batas terakhir ( dalam kebaikan ), maka tatkala Allah telah membukakan( pintu hatiku) untuk mengenal jalanya para nabi shalallahu alaihi wasallam dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, saya dapatkan bahwa perkara-perkara yang demikin itu adalah, suatu bid'ah, bhkan di dalamnya terdapat kezindikan/kekufuran." (sairus salik ila asnal masalik lembaran 51/A-52 B)
Hal ini adalah betapa pentingnya mengenal dan mengikuti jejak salafush shalih dalam memahami dan mengamalkan agama ini. karena orang-orang yang melakukan bid'ah adalah rata-rata orang yang jauh dari mazhab salafush shalih dalam memahami al-Qur'an dan sunnah serta dalam amal ibadah mereka.
1.3 Kejahilan Terhadap Bahasa al-Qur'an
Imam abu Syamah rahimahullah, berkata:
" Oleh karena ini banyak yang tersesat orang-orang yang tidak mengetahui bahasa arab, maka mereka telah terjatuh kedalam macam-macam kesalahan dalam ilmu-ilmu ushul/aqidah dan furu'/fiqih. mereka telah terjaruh dalam kesalahan yang banyak dalam hal itu.
Abu Ubaid berkata, aku mendengar al-Asma'i berkata: aku telah mendengar Khalil bin Ahmad berkata : aku mendengar ayyub as-sikhtiyani berkata: ' mayoritas orang yang teerjerumus kedalam kezindikan di iraq di sebabkan kejahila mereka dalam bahasa arab.
Dan az-Zuhri berkata: 'sesungguhnya manusia telah terjatuh kedalam kesalahan dalam menakwilkan al-Qur'an disebabkan oleh kejahilan mereka terhadap bahasa arab" ( khutbah al kitab al-mu'ammal hal: 62-63)
Imam as-syafi'i rahimahullah,menjelaskan dampak negatif dari meninggalkan bahasa arab:
ما جهل الناس ولا اختلفةا إلا لتر كه لسان العرب و وميلهم إلى لسا ن أرسطا طال ليس
"Tidak lah manusia menjadi bodoh dan berselisih ( dalam agama ) kecuali di karenakan mereka meninggalkan bahasa arab dan kecondongan mereka kepada bahasa aristetoles ( bahasa orang-0rang fi;safat)" ( di nukil dari hafidz as- Suyuthi dalamkitab shaunul manthuqul kalam min fannil manthiq wal kalam : 15)Maka barangsiapa yang menunggalkan bahasa al-Qur'an dan berpaling kepada bbahasa selainnya, lalu ia memahami apa yang terdapat dlam nash-nash syari'at berdasrkan bahasa tersebut, maka ia akan menjadi bodoh dan tersesat serta tidak mendapat apa yang di maksud dalam nash-nash tersebut.
Semoga Allah membimbing kita kepada jalannya para salaf ash-shalih, dan membimbing kita kepada ilmu dien yang benar sesuai pemahaman para salafush shalih.dan menjauhkan kita dari kejahilan terhadap agama ini..
barakallahufiik.
واحمدالله رب العلمين
0 komentar:
Posting Komentar
“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]