14 Juli 2013

Mencintai Sahabat Syarat Tak Sesat

بســـــــــــــــم الله الرحمن الرحيـــــــــــــــم



Mencintai Sahabat Syarat Tak Sesat

oleh.
Abu Zufat Mujtaba

~Syarah Aqidah Thahawiyah~

وحبهم دين وإيمان وإحسان وبغضهم كفر ونفاق وطغيان
(101) Mencintai para sahabat adalah dien, iman, dan ihsan. Membenci mereka adalah kekadiran, kemunafikan, dan tindakan melampaui batas.

Matan ke-101 ini membuat satu prinsip Ahlussunnah wal Jamaah yang mesti demengerti dan di wujudkan oleh setiap muslim yang mengaku sebagai Ahlussunnah wal Jamaah. Prinsip yang berada diatas pondasi yang kokoh yang berupa dalil-dalil syar'i yang shahih dan sharih(lugas, tegas). Prinsip bahwa mencintai para sahabat adalah bagian dari islam yang seorang tidak dianggap berdien jika tidak memenuhi bagian ini, tidak beriman, dan apalagi berihsan. Semua itu meskipun ia menjalani rukun islam yang lima dan berpenampilan luar sebagai orang yang amat sangat alim. Prindip bahwa membenci para sahabat adalah suatu kekafiran, kemunafikan, dan tindakan melampui batas.

Para ulama menyatakan bahwa keutamaan menjadi sahabat Nabi shalallahu alaihi wasallam tidak tertandingi oleh amal apa pun lantaran sahabat menyaksikan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dengan mata kepala mereka. Jika persahabatan  di tambah dengan pembelaan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, kesegeraan untuk berhijrah, menolong beliau, menyampaikan ilmu yang mereka ambil dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam kepada generasi sesudah mereka, maka itu lebih tidak dapa ditandingi lagi.

Imam Ahmad rahimahullah berkata, "Orang yang persahabatannya dengan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam paling rendah tetap lebih utama daripada generasi yang tidak pernah melihat beliau walaupun mereka menghadap Allah dengan segala amal kebaikan."

Tidak ada alasan seorang untuk mencela atau membenci sahabat. Keutamaan mereka terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Merekalah yang membuktikan kepada dunia bahwa ajaran Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dapat menjadi solusi untuk setiap problem yang di hadapi umat manusia. Mereka pula yang menjadi penyampai dua wahyu( Al-Qur'an dan As-Sunnah) sehingga keduanya ada di tangan kita. Sekiranya keutamaan mereka hanya dua perkara tersebut -sekali lagi- tidak ada alasan bagi seorang untuk mencela atau membenci sahabat. Terlebih lagi, Allah dan RasulNya sudah memberikan Tazkiyah, mengakui dan menyaksikan kebaikan mereka.

Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah telah Ridha terhadap orang-orang mukminin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati meraka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat(waktunya)." (QS.Al-Fath:18)

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud"(QS.Al-Fath:29)

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, bersabda:
"Tidak mencintai orang-orang anshar kecuali orang-orang yang beriman dan tidak membenci mereka kecuali orang-orang munafik."(HR.al-Bukhari dan Muslim)

*Sesat Mencela Sahabat*

Celaan adalah ucapan yang di tujukan untuk merendahkan dan meremehkan. Ucapan ini bisa berbeda-beda tergantung  kebiasaan masyarakat; bisa jadi berupa umpatan, kata-kata kotor, dan lain sebagainya.

Dosa mencela sahabat bertingkat-tingkat. Siapa yang mencela seluruh atau kebanyakan sahabat dengan kekafiran, kemurtadan, atau kefasikan, maka dia kafir karena beberapa perkara;
1. Menganggap para sahabat kafir atau fasiq sama saja dengan meragukan autentisitas al-Qur'an dan as-sunnah. Sebab,para sahabatlah yang menyampaikan keduanya kepada generasi sesudahnya sampai kepada kita.
2. Mencela para sahabat menyakiti Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, sedangkan menyakiti Rasulullah shalallahu alaihi wasaallam adalah perbuatan kufur.
3. Mencela sahabat sama juga dengan mendustakan ayat-ayat al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi yang menjelaskan keutamaan mereka.

Mencela sahabat yang dipastikan oleh nash yang benar sebagai penduduk surga ini adalah kekafiran. Sahnun berkata;  "Barangsiapa yang  mencela Abu Bakar,Umar,Utsman, dan Ali maka dia sesat kafir dan hukumnya dibunuh. Sedangkan yang mencela selain mereka, maka dijatuhi hukuman yang berat."

Sebagian ulama menyatakan, jika komentar buruk terhadap sahabat itu berkenaan dengan sesuatu yang sifatnya duniawi, maka tidak mengakibatkan orang yang melakukannya jatuh dalam kekafiran dan kemunafikan. Namun jika komentar buruk itu berkenaan dengan perkara dien mereka, maka itu dapat mengakibatkan kekafiran orang yang melakukannya.
Jika yang menyangkut tentang Syari'ah di dekat Imam Abu Hanifah, berulang-ulang beliau berucap,
"Barang siapa yang meragukan kekafiran mereka, maka ia kafir seperti mereka."

Imam Malik rahimahullah berkat,
"Barangsiapa yang  mencela para sahabat Nabi shalallahu alaihi wasallam maka ia tidak punya nama-atau bagian-dalam islam."

Imam Syafi'i rahimahullah berkata,
"Aku tidak tahu ada seorang ahli bid'ah pun yang lebih banyak dustanya dan sumpah palsunya melebihi Syi'ah Rafidhah."

Imam Ahmad rahimahullah,berkata,
"Jika kamu mendapati seseorang yang berkomentar buruk tentang sahabat, maka ragukanlah keislamannya."
Ditempat lain Imam Ahmad berkata,
"Barang siapa yang mencela para sahabat Nabi shalallahu alaihi wasallam, maka ia telah keluar dari dienul islam."

Imam Al-Bukhari rahimahullah berkata,
"Shalat diimami oleh seorang Jahmiyyah atau Syi'ah Rafidhah sama dengan shalat diimami oleh orang Yahudi atau Nashrani. Mereka tidak boleh di beri ucapan salam, tidak boleh dinikahi,tidak boleh diantar ke kuburan(jika mati), dan sembelihan mereka tak boleh dimakan."

Al-Qadhi 'Iyadh berkata,
"Kami menyakini dengan pasti kafirnya orang-orang Rafidhah ekstrim yang mengatakan bahwa para imam mereka lebih utama daripada para Nabi."
Ditempat lain Al-Qadhi 'Iyadh juga berkata,
"Kami juga menyakini kafirnya siapa saja yang  mengingkari al-Qur'an atau satu huruf saja yang ada pada al-Qur'an atau yang dilakukan oleh sekte Bathiniyah dan (Syi'ah) Isma'iliyah."

Abu Zur'ah berkata,
"Jika kamu melihat seseorang yang mencela salah satu sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, ketahuilah bahwa dia adalah seorang zindiq(munafik yang terang-terangan menampakan kemunafikannya)."

Abu Bakar Al-Mawadzi rahimahullah berkata,
"Aku bertanya kepada Abu Abdullah(imam Ahmad) tentang oran orang yang mencela Abu Bakar, Umar, Aisyah. Beliau menjawab,'Menurutku ia bukan seorang muslim."

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
"Barang siapa yang berkomentar buruk tentang sahabat yang tidak sampai mencacatkan keadilan dan agama mereka, misalnya menyifati salah seorang dari mereka dengan sifat bakhil, pengecut, kurang ilmu, maka orang ini berhak untuk diberi sangsi namun tidak dihukumi kafir. Jika ada ulama yang tidak mengkafirkan orang yang mencela sahabat, maka maksudnya adalah mencela seperti ini. Sedangkan orang yang mencela dan melaknat secara umum, sidinilah para ulama berbeda pendapat. Sebabnya, laknat dan cela secara umum ini diakibatkan oleh apa? Oleh kemarahan mereka atau keyakinan mereka? 
Jika celaan mereka sampai ke tuduhan bahwa meraka murtad sepeninggal Rasulullah shalallahu alaihi wasallam kecuali beberapa  gelintir sahabat saja, atau bahwa kebanyakan mereka telah fasik, maka tidak diragukan lagi mengenai kekafirannya. Sebab ini pendustaan terhadap nash Al-Qur'an yang tak hanya satu. Bahwa Allah telah ridha terhadap mereka dan memuji mereka. Bahkan barang siapa yang ragu akan kekafiran orang seperti ini maka dia juga kafir."

Al-Qurthubi rahimahullah berkat,
"(Imam)Malik telah membuat satu kesimpulan yang bagus dan benar saat menafsirkan firman Allah,' Muhammad adlah utusan Allah. Orang-orang yang bersamanya...."(QS.Al-Fath:29)' Imam Malik berkata, 'Barang siapa yang mencela salah seorang dari mereka atau mencacat periwayatannya, ia telah menentang Allah, Rabb alam semesta dan membatalkan syari'at (yang  di pegang kuat) kaum muslimin."

*Ahlussunnah di Tengah*

Prinsif Ahlussunnah ini berada di antara kelompok Nawashib yang berwala' kepada para sahabat namun membenci ahlibait Rasulullah dan kelompok Syi'ah yang berwala' kepada Ahlibait Rasululllah namun membenci keutamaan sahabat. Mereka bahkan melaknat sahabat mengkafikan mereka, dan mencela mereka.
Barang siapa yang membenci sahabat maka ia membenci islam, sebab para sahabat adalah para pembawa islam dan pengikut Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Barangsiapa yang membenci mereka, ia telah membenci islam. Ini adalah bukti bahwa di hati mereka tidak ada imam. Ini adalah bukti bahwa mereka tidak mencintai islam...

Wallahu al-Muwaffiq.

(Sumber, Majalah Ar Risalah/no.145/Vol.XII/10 Sya'ban-Ramadhan 1434H/Juli 2013. Jl.DR.Muh.Hatta Kp.Madegondo RT/RW:05/04,Grogol,Sukoharjo,Jawa Tengah. telp.0823 2719 0002)


Diketik ulang oleh: Ahmad Al-Faqir
Kota Tapis Berseri: Pringsewu,Lampung

Artikel; Belajar Islam

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Mencintai Sahabat Syarat Tak Sesat

0 komentar:

Posting Komentar

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]

Flag Counter