28 Agustus 2013

Keberuntungan Paling Besar

بســــــــــــــــم الله الرحمن الرحيــــــــــــــــم


Keberuntungan Paling Besar

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Keberuntungan paling besar di dunia ini adalah kamu menyibukkan dirimu di sepanjang waktu dengan perkara-perkara yang lebih utama dan lebih bermanfaat untukmu kelak di hari akherat. Bagaimana mungkin dianggap berakal, seseorang yang menjual surga demi mendapatkan sesuatu yang mengandung kesenangan sesaat? Orang yang benar-benar mengerti hakekat hidup ini akan keluar dari alam dunia dalam keadaan belum bisa menuntaskan dua urusan; menangisi dirinya sendiri -akibat menuruti hawa nafsu tanpa kendali- dan menunaikan kewajiban untuk memuji Rabbnya. Apabila kamu merasa takut kepada makhluk maka kamu akan merasa gelisah karena keberadaannya dan menghindar darinya. Adapun Rabb (Allah) ta’ala, apabila kamu takut kepada-Nya niscaya kamu akan merasa tentram karena dekat dengan-Nya dan berusaha untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya." 
(al-Fawa’id, hal. 34)

Tiga Pokok Kebahagiaan

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, "Ada tiga pokok yang menjadi pondasi kebahagiaan seorang hamba, dan masing-masingnya memiliki lawan. Barangsiapa yang kehilangan pokok tersebut maka dia akan terjerumus ke dalam lawannya.
Tauhid, lawannya syirik.
Sunnah, lawannya bid'ah. Dan
ketaatan, lawannya adalah maksiat…" 
(al-Fawa’id, hal. 104)

Kenikmatan Terbesar di Dunia

Malik bin Dinar rahimahullah berkata: "Penduduk dunia telah keluar dari dunia, sementara mereka belum sempat merasakan sesuatu yang paling nikmat di dalamnya." Orang-orang bertanya, "Apakah hal itu wahai Abu Yahya?". Beliau menjawab, "Ma'rifatullah 'azza wa jalla." 
(dikutip dari Sittu Durar min Ushul Ahli al-Atsar, karya Syaikh Abdul Malik Ramadhani)



PRINGSEWU
21 Syawal 1434H


Belajar Islam

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Keberuntungan Paling Besar

0 komentar:

Posting Komentar

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]

Flag Counter