19 Agustus 2014

Akibat Bagi Kaum Pembangkang

Akibat Bagi Kaum Pembangkang

[Mengambil Pelajaran Dari Umat Terdahulu]

Tafsir surat al-Buruj: 17-22

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُود(١٧) فِرْعَوْنَ وَثَمُود (١٨) بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي تَكْذِيب(١٩) وَاللَّهُ مِن وَرَائِهِم مُّحِيطٌ (٢٠) بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيد (٢١) فِي لَوْحٍ مَّحْفُوظ (٢٢)

"Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang, (yaitu kaum) fir'aun dan (kaum) Tsamud? Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan. Padahal Allah memgepung mereka dari belakang mereka. Bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh."

Penghibur hati datang dari Allah Ta'ala untuk Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam serta umatnya, tatkala mereka berdakwah kepada Allah dan menjumpai rintangan dari orang-orang kafir maupun orang musyrik, layaknya rintangan dari kaum fir'aun dan Tsamud. Begitulah seterusnya dengan berlalunya zaman, keadaan orang-orang mukmin akan senantiasa dirintangi oleh para penentang agama yang murni, sebagai ujian agar bersabar menghadapi segala aral sebagaimana para Rasul terdahulu saat mendapatkan rintangan.

Lihatlah, bagaimana perjalanan Nabi Musa 'alaihissalam menghadap Fir'aun serta bala tentaranya yang mengaku diriinya sebagai Tuhan. Atau bagaimana kisah Nabi Shalih 'alaihissalam bersama kaum Tsamud yang sangat menentang, sampai akhirnya Nabi Shalih 'alaihissalam mengatakan kepada kaumnya yang dikutip oleh al-Qur'an (yang artinya):

"Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Rabbku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat." (Al-A'raf:79)

Meski demikian, Allah selalu menjaga agama-Nya serta orang-orang yang beriman dari perbuatan para perusak dan para pendusta, walaupun mereka berupaya merusak dan menodai wahyu al-Qur'an, niscaya tetap sia-sia, karena Allah senantiasa menjaga al-Qur'an di Lauh Mahfuzh.
Sedangkan kesudahan bagi para penentang adalah adzab yang sangat pedih, sehingga tidak akan ada seorang pun di antara mereka dapat lolos dari siksa-Nya. Karena Allah mengepung mereka dari segala arah.

Cukuplah kisah-kisah terdahulu sebagai penggugah iman dan penenteram hati, agar kaum sesudahnya semangat dalam menegakkan kalimat Allah yang tinggi serta selalu bersabar, walau banyak para penentang. Dan sebagai pelajaran, bahwa ahlul batil selalu membenci al-haq beserta pelakunya di semua zaman sampai hari kiamat.

Tafsir Ayat:

Pada ayat sebelumnya Allah mengabarkan tentang tindakan orang-orang kafir terdahulu, seperti Ashabul Ukhdud saat menentang seruan para Rasul, setelah itu Allah menyebutkan kekuasaan, kebesaran serta kemampuan-Nya menyiksa orang-orang kafir itu dengan api Jahannam jika mereka tidak bertaubat. Allah juga memberi anugerah surga kepada para Rasul dan bersabar atasnya.

Setelah itu, pada ayat di atas Allah Ta'ala memberi hiburan kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam, dengan menjamin kemurnian al-Qur'an dan dikabarkan tentang adanya kaum pendusta dari kaum-kaum Rasul terdahulu, sebagaimana kafir Quraisy periode Makkah mendustakan Rasulullah shalallah 'alaihi wa sallam.

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُود(١٧) فِرْعَوْنَ وَثَمُود (١٨)

"Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang,(yaitu kaum) Fir'aun dan (kaum) Tsamud?

Ath -Thabari menafsirkan, "Allah mengingatkan kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam: Apakah sudah datang kepadamu Wahai Muhanmad, tentang cerita kaum penentang yang menentang Allah dan Rasul-Nya dengan menyakiti dan membuat kebencian mereka? Jika sudah datang kepadamu hal itu dan engkau sudah mengetahuinya, maka bersabarlah dengan gangguan kaummu padamu jika mereka memberikan sesuatu yang tidak disenangi, sebagaimana bersabarnya para Rasul-Ku saat dimusuhi.
Dan janganlah engkau menyembunyikan risalah-Ku untuk disampaikan kepada mereka, sebagaimana para Rasul-Ku terdahulu tidak menyembunyikan kepada mereka. Bahkan akibat bagi orang yang tidak membenarkan  dan mengimanimu sesungguhnya dalam keadaan binasa lagi hancur, sebagaimana para musuh terdahulu."1

Ini sebagai penguat bagi ayat sebelumnya,  saat Allah Ta'ala menjelaskan adzab-Nya benar-benar keras. Seakan, Allah memgatakan, bahwa bila Allah Ta'ala menindak orang yang zalim, maka Allah Ta'ala akan menindaknya dengan tindakan yang pedih lagi sangat, sebagai adzab dari Yang Maha Perkasa lagi Mahakuasa.2

بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي تَكْذِيب(١٩)

"Sesungguhnya orang-orang kafir selalu memdustakan,"

Ath-Thabari menafsirkan, "Tidaklah kaum yang mendustakan ancaman Allah Ta'ala sebelum datang kepada mereka kabar para pendahulu mereka yang mendustakan utusan Allah, seperti Fir'aun beserta kaumnya, Tsamud dan yang semisal mereka, serta apa yang telah Allah timpakan atas mereka siksaan lantaran kedustaan mereka terhadap para utusan."3

وَاللَّهُ مِن وَرَائِهِم مُّحِيطٌ (٢٠)

"Padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka,"

Asy-Syaukani menafsirkan, "Allah mampu menurunkan adzab atas mereka sebagaimana diturunka pada orang-orang sebelumnya, dan arti mengepung adalah mengepung dari segala sisi, sebagai permisalan bahwa mereka tidak akan mampu lolos disebabkan yang mengawasi tidak pernah lengah dari yang diawasi."4

بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيد (٢١)

"Bahkan yang didustakan merek itu ialah al-Qur'an yang mulia,"

Ath-Thabari menafsirkan,"Allah berfirman sebagai penolakan dari-Nya kepada orang yang mengatakan al-Qur'an adalah syair atau sajak. Bukanlah itu demikian adanya, bahkan dia adalah al-Qur'an yang mulia."5

فِي لَوْحٍ مَّحْفُوظ (٢٢)

"Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh."

As-Sa'di mengatakan, "Yaitu (disimpan)  dari perubahan, tambahan maupun pengurangan, dan terjaga dari para setan. Dan itulah Lauh mahfuzh yang benar-benar Allah tetapkan di dalamnya segala sesuatu. Hal ini menunjukkan atas kemuliaan al-Qur'an, kebesarannya, dan kedudukannya yang tinggi di sisi Allah."6


Faedah-Faedah Ayat:

1. Perintah supaya tadabur (merenungi al-Qur'an).

Pentingnya tadabur al-Qur'an dan melihat kekuasaan Allah di muka bumi dalam rangka menambah dan menggugah keimanan, serta memperdalam pengetahuan tentang Allah dan kekuasaan-Nya.

Seperti dalam hal ini, Allah memerintahkan Nabi-Nya agar mengingatkan orang-orang yang mempunyai akal supaya mengingat kaum-kaum terdahulu agar dapat memetik pelajaran darinya, sehingga mampu menambah kesabaran dan ketabahan dalam mengemban amanah dari Allah atas gangguan para pendusta dan mengacau.

Adapun bagi para penentang dan pendusta, hendaknya selalu mengingat bagaimana akhir  kaum-kaum terdahulu yang berakhir dengab kehancuran saat mereka bersikukuh menentang wahyu Allah yang diturunkan. (QS. Yusuf: 110)

2. Ancaman keras bagi yang mendustakan utusan.

Allah memperingatkan dengan keras bagi penentang ajaran Rasul, supaya mereka bertaubat dan memperacayai serta mengimani semua yang dibawa oleh Rasulullah sebelum Allah menurunkan Adzab-Nya. Karena bagaimanapun juga kaum yang mendustakan utusan berhak mendapat hukuman.

Dan jika Allah sudah menurunkan adzab-Nya, tidak ada yang dapat lolos darinya sedikitpun. Allah selalu mengawasi gerak-gerik mereka dengan ilmu-Nya yang sangat luas serta kemampuan-Nya yang tak  tertandingi, sehingga  mereka mendapat balasan yang setimpal atas perbuatannya. (QS. Al-Fajr: 14)

3. Para pendusta adalah pengikut hawa nafsu.

Termasuk ciri-ciri para pendusta, mereka selalu mendahulukan hawa nafsu daripada wahyu ketika diberikan nasihat. Itulah adat kebiasaan  mereka dari zaman dahulu sampai sekarang dan hingga Kiamat, sehingga mereka termasuk orang yang tersesat.

فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

"Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."(al-Qashash: 50)

4. Adanya hujjah(alasan) di muka bumi.

Hujjah (bukti dan alasan) sudah berada di muka bumi, sehingga tidak ada alasan lagi bagi para pendusta terhadap Allah ketika adzab turun kepada mereka. Yaitu dengan diturunkannya wahyu, diutusnya para Rasul, dan diperlihatkannya jejak-jejak kaum terdshulu yang dibinasakan oleh Allah. (Semisal dalam QS. Ash-Shaffat: 136-138 dan al-Hajj:78-79)

5. Kedudukan al-Qur'an yang sangat tinggi.

Al-Qur'an merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-Nya shalallahu 'alaihi wa sallam melalui malaikat Jibril 'alaihissalam, sangat tinggi kedudukannya, luas maknanya, penuh dengan ilmu dan kebaikan, menakjubkan dalam lafazhnya, makna, hukum, beritanya, peringatannya, janji serta ancamannya.

Al-Qur'an bukanlah syair atau sajak, pun bukan perkataan tukang sihir atau bahkan setan. Namun ia adalah kalam Rabbul 'alamin, Allah Ta'ala.

6. Jaminan Allah Ta'ala terhadap kemurnian al-Qur'an.

Allah memberikan jaminan kemurnian al-Qur'an sampai datangnya hari di mana Allah
Ta'ala mengangkat al-Qur'an kembali di akhir zaman,  sehingga aman dari rekayasa para musuh. Allah Ta'ala berjanji akan menjaganya dari tambahan, pengurangan, penyelewengan, dan perubahan setelah diturunkan di muka bumi.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."(al-Hijjr: 9)

Wallahu A'lam...


Oleh:
Ustadz. Muhammad Aunus Shofy



Catatan:
---------------

1. Tafsir ath-Thabari 24/347
2. Tafsir Ibnu Katsir 8/373
3. Tafsir ath-Thabari 24/347
4. Tafsur Fathul Qadir surat al-Buruuj.
5. Tafsir ath-Thabari 24/347
6. Idem


Sumber:
Majalah "al-Mawaddah - majalah keluarga muslim" - vol.69 - Safar 1435 H

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Akibat Bagi Kaum Pembangkang

0 komentar:

Posting Komentar

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]

Flag Counter