بســـــــــــــــم الله الرحمن الرحيـــــــــــــــم
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Dalam melaksanakan shalat fardhu dan sunnah menghadap kiblat. Belaupun memerintahkan demikian dalam sabdanya kepada orang yang tidak benar shalanya, " Bila engkau berdiri untuk melakukan shalat, maka sempurnakanlah wudhu mu, kemudian menghadap ke kiblat, lalu bertakbirlah."1
Dan dalam perjalanannya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam biasanya melakukan shalat sunnah di atas kendaraannya( unta ). Beliau juga melakukan witir di atas kendaraanya dan menghadap kemana saja kendaraannya menghadap. Sebagaimana firman Allah:
".....Kemanapun kamu menghadap di sana wajah Allah..." ( al-baqoroh : 115)
" Rasulullah melakukan sujud diatas keendaraannya dengan isyarat menggunakan kepalanya, dan menjadikan sujudnya lebih rendah daripada rukuknya."
Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:
" Sesungguhnya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menunaikan shalat dengan isyarat diatas kendaraannya menghadap kearah manapun ia menghadap. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menunaikan shalat witir juga diatasnya, hanya saja Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam tidak mendirikan shalat fardhu diatasnya." [HR. Bukhari ( 2/460 ),muslim ( 2/150 ), abu daud ( 1/190-191 ) dan nasa'i ( 1/85 dan 122 )]
Dan apabila hendak melakukan shalat fardhu, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam turun dari kendaraannya lalu menghadap kiblat.
Dari Jabir bin Abdullah yang meriwayatkannya, berkata:
كا ن رسول الله صل الله عليه وسلم، على راحلته نحنوالمشرق فإا أرادأن يصلي المكتوبة نزل فاستقبل لقبلة
" Rasulaullah shalallahu alaihi wa sallam. berada di atas tungganganya menuju kearah timur, dan beliau ingin menunaikan shalat fardhu, beliau turun dan menghadap ke arah kiblat" [ HR. Bukhari ( 1/400 dan 2/460 ), ad-darimi ( 1/356), dan al-baihaqi ( 2/5 )]
Sedangkan dalam shalat khauf( dalam ketakutan ) yang genting sekali, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah mensunnahkan bagi ummat-ummatnya sambil berjalan dan berdiri diatas kaki mereka. Atau di atas kendaraan baik menghadap kiblat ataupun tidak menghadap kiblat"
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
إذا اختلطوا يعنى فى القتال فاءنما هواللتكبيرواللإسارة بالرأس
" Bila mereka berbaur ( dengan musuh )- yakni dalam peperangan mereka shalat cukup dengan bartakbir dan isyarat kepala." [ HR. Baihaqi ( 3/255-257 ) dengan sanad Bukhari dan Muslim dan di dalamnya ada penggalan hadits ini]
Jabir radiyallahu anhu, berkata:
"Ketika kami bersama Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, dalam sebuah perjalanan atau pasukan ekspedisi, kemudian kami di timpa dengan awan mendung yang tebal, kami menduga-duga arah kiblat dan berselisih tentangnya. Maka kami shalat kearah masing-masing, dan setiap kami menggaris sebuah garis di depannya agar di ketahui tempat-tempat kami. Setelah pagi hari, kami memeriksa dan ternyata kami shalat kearah bukan arah kiblat. Maka kami pun mengadukan hal itu kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. ( Namun Beliau tidak menyuruh kami untuk mengulanginya), Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, ' shalat kalian telah sah san semperna pahalanya'"
[ Hadits shahih,di takhrij oleh Ad-daruquthni ( kalaman 101), al-hakim ( 1/206), al-Baihaqi ( 2/10 ), dari jalur Daud bun Amru adh-dhubbi dan muhammad bin yazid al-wasithi dari muhammad bin sulaiman dari atha' darinya tentangnya]
Disarikan dari kitab sifat shalat nabi shalallahu alaihi wa sallam,karya syaikh Nashiruddin Al-Albani rahimahullah
0 komentar:
Posting Komentar
“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]