30 Mei 2013

SYIRIK MERAJA LELA, MALAPETAKA MELANDA……………….

بِسْــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْـــــــــــــــمِ






Memahami hakikat kesyirikan


Syirik adalah menjadikan sekutu atau tandingan bagi Allah Ta’ala dalam salah satu hak khusus Allah.(Rāsaa-il fil ‘Aqidah, hal. 434). Hak khusus Allah meliputi sifat rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, dan nama dan sifat-Nya.

Firman Allah dalam:

ذَاِكَ هُدَى آللَه يَهْدِى بِهِ، مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَا دِهِ، وَلَوْ أَشْرَكُواْلَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَا نُوْيَعْمَلُونَ
 “Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-An’am (6):88)

وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى آلَّذِينَ مِن قَبْلِكَؤلَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ آلْخَسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada yang sebelummu, “Jika kamu mempersekutukan, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Az-Zumar (39):65)

Syirik adalah dosa yang paling besar

Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mengatakan:

أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ؟
“Perhatikanlah (wahai para shahabat), maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya tiga kali. Kemudian para shahabat mengatakan: “Tentu wahai Rasulullah.”
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun menerangkan:

الإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ أَوْ قَوْلُ الزُّوْرِ.
“(Dosa-dosa yang paling besar itu adalah) syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan persaksian palsu (perkataan dusta).” (HR. Al Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu )

Kesyirikan meliputi tiga,,

1.Kesyirikan dalam rububiyyah Allah

Rububiyyah Allah adalah segala hal yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan Allah, semisal menghidupkan, mematikan, memberi rizki, dan mengatur alam semesta.Maka, meyakini adanya pemberi rizki dan pengatur alam semesta ini selain Allah merupakan bentuk kesyirikan dalam rububiyyah Allah.

Contohnya, meyakini adanya " makhluq halus yang menunggu suatu tempat,dan meyakininya dapat memdatangkan rizki, memberi rizki,,seperti banyak terjadi di negeri ini, dan ini adalah bentuk kesyirikan dalam rububiyyah Allah karena keyakinan akan adanya pemberi rizki,pengatur, dan penguasa alam selain Allah.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah yang menciptakan kalian, memberi kalian rizki, mematikan kalian, lalu menghidupkan kalian.Apakah ada diantara mereka yang kalian jadikan sekutu bagi Allah itu mampu melakukan hal-hal tersebut?Maha suci dan maha tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan” (QS. Ar Ruum : 30)

2.Kesyirikan dalam uluhiyyah Allah


Uluhiyyah Allah adalah segala hal yang berkaitan dengan ibadah seorang hamba.Syirik dalam uluhiyyah Allah berarti mempersembahkan ibadah kepada selain Allah. Untuk memahami syirik jenis ini, tentu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan ibadah itu sendiri. Telah diketahui bahwa ibadah adalah segala apa yang Allah cintai dan ridhoi baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik amalan anggota badan maupun amalan hati.

Bagaimanakah mengetahui bahwa Allah mencintai dan meridhoi suatu perbuatan?
Jika Allah memerintahkan suatu perbuatan, atau menjanjikan pahala bagi yang mengerjakannya, atau memuji orang yang melakukannya, maka ini adalah tanda bahwa Allah mencintai perbuatan tersebut sehingga perbuatan tersebut termasuk ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada selain Allah.
Maka, shalat, zakat, haji, berdo’a, istighotsah, rasa takut, rasa cinta, dan lainnya adalah diantara bentuk-bentuk ibadah, karena Allah memerintahkannya.Oleh karena itu, siapa yang shalat atau berdo’a kepada selain Allah, atau memiliki rasa takut dan cinta kepada seseorang sebagaimana takut dan cintanya kepada Allah, maka dia telah tergelincir dalam kesyirikan.

Allah berfirman (yang artinya), “Dan masjid-masjid adalah milik Allah, maka janganlah kalian berdo’a (beribadah) kepada apapun selain Allah disamping beribadah kepada-Nya“ (QS. Al Jin : 19)

3.Kesyirikan dalam nama dan sifat Allah
Terjadi jika seseorang memberikan sifat kepada orang lain dengan sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah Ta’ala, seperti mensifati orang lain bahwa ia mengetahui ilmu ghaib. (Al Qaulul Mufiid fii Adillah At Tauhid, hal. 95)


Jenis syirik

Secara umum, syirik terbagi 2, yakni syirik besar dan syirik kecil.Syirik besar mengeluarkan pelakunya dari Islam. Syirik besar terjadi jika seseorang meyakini adanya pencipta, pengatur, dan pemberi rizki selain Allah, atau menujukan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah.Adapun syirik kecil adalah perbuatan yang ditegaskan oleh syari’at sebagai kesyirikan, atau perbuatan yang dapat menjadi perantara terjadinya syirik besar, tetapi tidak membuat pelakunya keluar dari Islam, semisal riya’, bersumpah dengan selain nama Allah, dan lainnya.

Baik yang besar maupun kecil, dosa syirik tetaplah tidak terampuni jika pelakunya belum bertaubat.Hal ini berdasarkan keumuman firman Allah (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan akan mengampuni dosa yang levelnya di bawah syirik bagi orang yang Dia kehendaki” (QS. An Nisa : 48). Hanya saja, pelaku syirik kecil tidak akan kekal di neraka, berbeda dengan syirik besar yang kekal di neraka

Syirik Besar

Syirik akbar adalah perbuatan atau keyakinan yang membuat pelakunya keluar dari Islam. Bentuknya ialah dengan menujukan salah satu peribadatan (lahir maupun batin) kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah, berkorban untuk jin, dsb. Apabila ia meninggal dan belum bertaubat maka akan kekal berada di dalam neraka.

CONTOHNYA.
 
  • Memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah
  • Mendekatkan diri kepadaNya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaithan
  • Takut kepada orang-orang yang telah mati, jin atau syaithan
Artinya: “Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak kemanfa’atan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah.” Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak dibumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan.”(QS Yunus (10):18)

Syirik besar ada 4 macam:


Syirik Dakwah (Do’a)


disamping dia berdo’a kepada Allah ia berdo’a kepada selainNya
Allah Azza wa jalla ,berfirman yang artinya: “Maka apabila mereka naik kapal mereka mendo’a kepada Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka mempersekutukan.”(QS Al-Ankabut (29):65)

Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan


menunjukan suatu bentuk ibadah untuk selain Allah
Allah Azza wa jalla ,berfirman yang artinya: “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan(15). Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan(16).”(QS Huud: 15-16)

Syirik Keta’atan


menta’ati selain Allah dalam hal maksiat kepada Allah
Allah Azza wa jalla ,berfirman yang artinya: “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”(QS At-Taubah (9):31)

Syirik Mahabbah (Kecintaan)


menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan
Allah Azza wa jallab berfirman,yang artinya: “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa , bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya.”(QS Al-Baqarah (2):165))

Syirik Kecil

Syirik ashghar yaitu perbuatan atau keyakinan yang mengurangi keutuhan tauhid. Apabila seseorang terjerumus di dalamnya maka dia menanggung dosa yang sangat besar, bahkan dosa besar yang terbesar di bawah tingkatan syirik akbar dan di atas dosa-dosa besar lain seperti mencuri dan berzina. Namun orang yang melakukannya tidak sampai keluar dari Islam. Dan apabila meninggal dalam keadaan berbuat syirik ashghar ini maka pelakunya termasuk orang yang diancam tidak diampuni dosanya dan terancam dijatuhi siksaan di neraka, meskipun tidak akan kekal di sana.

Syirik kecil ada 2 macam:


1.Syirik Zhahir (nyata)

Jenis ini meliputi ucapan dan perbuatan fisik yang menjadi sarana menuju syirik akbar. Atau bisa juga diartikan dengan ucapan dan perbuatan yang disebut sebagai syirik oleh dalil-dalil syari’at akan tetapi tidak mencapai tingkatan tandid/persekutuan secara mutlak.

Contohnya adalah : bersumpah dengan menggunakan selain nama Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah maka dia telah kafir atau berbuat syirik.” (HR. Tirmidzi, dan beliau  menghasankannya, dan dishahihkan juga oleh Al-Hakim)

 Contoh lainnya adalah : mengatakan maa syaa’a Allahu wa syi’ta (apa pun yang Allah kehendaki dan yang kamu inginkan).
Allah azza wa jalla,berfirman; “Dan kamu tidak dapat menghendaki kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS At-Takwir (81):29)
Ketika ada seseorang yang mengatakan ucapan itu kepada beliau, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam marah dan bersabda,“Apakah engkau hendak menjadikan aku sebagai sekutu bagi Allah ?! Katakanlah Apa pun yang Allah kehendaki, cukup itu saja” (HR. Nasa’i)

Atau mengatakan : ‘Seandainya bukan karena dokter maka saya tidak akan sembuh’, dan lain sebagainya. Adapun yang berupa perbuatan fisik ialah seperti memakai jimat untuk tolak bala apabila meyakininya sebagai sebab perantara saja untuk mewujudkan keinginannya. Akan tetapi jika dia meyakininya sebagai faktor utama penentu tercapainya tujuan maka status perbuatan itu berubah menjadi syirik akbar dan mengeluarkan pelakunya dari lingkaran Islam.

2. Syirik Khafi (tersembunyi)

Jenis ini terletak di dalam gerak-gerik hati manusia. Ia dapat berujud rasa ingin dilihat dan menginginkan pujian orang dalam beramal (riya’) atau ingin didengar (sum’ah).
Contohnya; membagus-baguskan gerakan atau bacaan shalat karena mengetahui ada orang yang memperhatikannya.
Contoh lainnya adalah bersedekah karena ingin dipuji, berjihad karena ingin dijuluki pemberani, membaca Qur’an karena ingin disebut Qari’, mengajarkan ilmu karena ingin disebut sebagi ‘alim, dll. Dengan catatan dia masih mengharapkan keridhaan Allah dari perbuatannya itu. Amal yang tercampuri syirik semacam ini tidak akan diterima oleh Allah.

Dan apabila ternyata dia hanya mencari tujuan-tujuan hina itu maka perbuatan yang secara lahir berupa amal shalih itu telah berubah menjadi syirik akbar, sebagaimana halnya riya’nya orang munafik. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,“Sesuatu yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil.” Maka beliau pun ditanya tentangnya. Sehingga beliau menjawab,“Yaitu riya’/ingin dilihat dan dipuji orang.” (HR. Ahmad, dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 951 dan Shahihul Jami’ no. 1551)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Binasalah hamba dinar, hamba dirham, hamba Khamishah, hamba Khamilah. Jika dia diberi maka dia senang tapi kalau tidak diberi maka dia murka. Binasa dan amat merugilah dia..” (HR. Bukhari) (lihat At-Tauhid li shaffits tsalits al ‘aali, hal. 11-12)

Seorang hamba yang terjatuh kedalam kubangan kesyirikan akan mendapat kerugian, kebinasaan, adzab dan laknat di dunia dan akhirat. Gambaran itu pernah diutarakan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya ( Al-Fawaid I/164)

والشّرْك والْكذب والرَّياء شجرة فيْ الْقلْب ثمرها فيْ الدّنْيا الْخوْف والْهمّ والْغمّ و ضيْق الصّدْر وظللمة الْقلْب والْعذاب
“Adapun syirik, dusta, dan riya adalah pohon yang menancap di dalam hati. Buahnya di dunia dirundung rasa takut, keluh kesah, dan kemelut, serta sempitnya dada dan gelapnya hati, Adapun di akhirat buahnya adalah zaqqum dan azab yang abadi”

Para Nabi dan Rasul sangat takut terjerumus kepada kesyirikan, sehingga merekapun berdo’a dan berlindung kepada Allah Azza wa jalla dari perbuatan yang sangat keji ini, hal itu dikarenakan keyakinan mereka akan behayanya syirik. Alla Azza wa jalla menceritakan tentang takutnya imamul Hunafa ( Imam ahl Tuhid ) yaitu Ibrahim ‘alaihisalatu wassalam dalam firman-Nya;

وإذْ قال إبْرهيم ربّ اجْعلْ هذاالْبلد ءامنا واجْنبْنى وبنىّ أن نّعْبد اْلأصنام (٣٥) ربّ إنّهنّ أضْللْن كشيرامّن النّا س فمن تبعنى فإنّه، منّى ومنْ عصا نى فإ نّك غفوررّحيم (٣٦)
“Dan( ingatlah), ketika Ibrahim berkata: ‘’ Y a Tuhanku, jadikanlah negeri ini ( Mekah ), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. Ya Tuhan-ku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesunguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( Ibrahim: 35-36 )

Ibrohim At-Taimiy ( seorang ulama dari kalangan tabi’in ) ketika membaca ayat ini berkata:

ومنْ يأْمن الْبلاء بعد إبْراهيْم ؟!!
Siapa yang merasa aman dari bencana ( kesyirikan ) setelah Ibrohim ?!!”.

Syaikh Solih Alu Syaikh berkata : “ Maksud dari perkataan beliau adalah andaikata Nabi Ibrohim saja yang sudah memurnikan tauhid,dan telah mendapat gelar imam ahli tauhid serta telah mengahancurkan berhala-berhala dengan tangannya, dia masih merasa takut akan fitnah kesyirikan, maka siapa lagi yang merasa aman dari fitnah itu setelah Ibrohim”. ( Lihat kiab At-Tamhid Syarah Kitab Tauhid, oleh syaikh Sholih Alu Syaikh hal.52 )

Begitu juga Rasulullah Shalallahu alihi wa sallam, sangat takut kesyirikan menimpa dirinya, sehingga beliau senantiasa meminta perlindungan kepada Robbnya sebagaimana disebutkan di dalam sebdanya Shalallahu alaihi wa sallam, yang berbunyi:

الشّرْك فيكمْ أخفى منْ دبيب النمْل، ألا أخْبرك بقوْل يذْهب صغارهوكباره، أوْ صغيره وكبيره، تقول ؛ اللّهمّ إنّي أعوْذبك أنْ أشْرك بك وأنا أعْلم، وأسْتغْفرك لمالا أعْلم
“ Kesyirikan lebih samar bagi kalian daripada jalannya semut, dan aku akan ajarkan kalian sesuatu yang apabila kalian lakukan maka kesyirikan akan sirna dari kalian baik yang  kecil maupun yang besar, yaitu hendaklah kalian membaca : Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun kepada –Mu dari kesyirikan yang tidak aku ketahui.” ( Syaikh Albani rahimahullah,berkata : hadits ini shohih dari jalan Abi Bakroh, lihat kitab Shohihul jami’, no:3731 )

Beliau shalallahu ‘Alaihi Wasallam juga sangat  takut apabila wabah kesyirikan merajalela di tengah ummatnya, bahkan rasa kehawatiranya terhadap kesyirikan melebihi kekhawatirannya terhadap Al- Masih Dajjal. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam,bersabda:

ألا أخْركمْ بما هو أخْوف عليْكمْ عنْدى من الْمسيح الدْجّا ل >>. قا ل قلْنا بلى. فقا ل << الشّرْك الْخفىّ أنْ يقومi
“Maukah kalian aku kabarkan tentang sesuatu yang lebih aku takutkan atas kalian dari pada Al-masih dajjal? Yaitu syirik kecil, seseorang berdiri melakukan shalat lalu dia hiasi shalatnya karena ada seseorang yang melihatnya ( HR.Ibnu Majah dari jalan Abu Sa’id, dihasankan oleh syaikh Al-Albani di dalam sohihul jami’ No. 2607 )
Beliau Shalallahu ‘Alihi wa sallam,pun bermunajat mengadukan kekhawatirannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

اللّهمّ لا تجْعلْ قبْرى وثنا لعن الله قوْما اتّخذواقبور أنْبيا ئهمْ مسا جد
“ Ya Allah... janganlah Engkau jadikan kuburanku sebagai watsan ( sesembahan selain Allah ), Allah telah melaknat kaum yang menjadikan KUBURAN para nabi mereka sebagai masjid tempat ibadah ( HR. Ahmad, dishohihkan oleh syaikh Albani rahimahullah didalam Ahkamul Jana’iz )

Seluruh Rasul yang di utus oleh Allah Azza Wa Jalla misi mereka adalah menegakkan TAUHID di muka bumi ini. Mereka mengajak kaumnya untuk beribadah kepada Alla Ta’ala semata dan meninggalkan sesembahan selain Allah. Allah azza wa jalla berfirman:

ولقدْ بعشْنا فى كلّ  أمّة رسوْلا أن اعْبدوْا الله واجْتنبواالطغوت فمنْهمْ مّن هدى ومنْهم مّنْ حقّتْ عليْه الظّللة فسيرواْفى الْأرْض فانْظرواْ كيْف كا ن عقبة الْمكذّبين
“ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat( untuk menyerukan ): ‘ sembahlah Allah ( saja ), dan jauhilah Thaghut itu, maka di antara umat itu ada orang-orang yang  diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagiamana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul ). ( An-Nahl : 36 )

Begitu juga Firman Allah subhanahu wa ta’ala:

ومآ أرسلنا من قبْلك من رّسول إلاّ نوحى إليْه أنّه،لآإله إلآّ أناْ فاعبدون
“Dan Kami tidak mengutus  seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami  wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan ( yang hak ) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akna Aku””. ( al-Anbiyaa : 25 )

Terlebih Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, beliau sangat gigih dalam menegakkan TAUHID dan memberantas kesyirikan, semenjak mengawali dakwahnya sampai menjelang wafatnya, beliau mengingatkan ummatnya perkara Tauhid. Sabdanya:

yang artinya ; “ Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mau bersaksi bahwasanya tidak ada yang berhak di sembah kecuali Allah dan bersaksi bahwasanya aku adalah utusan Allah. Apabila mereka telah mengucapkan hal itu, maka terjagalah darah dan harta mereka, kecuali dengan cara yang  benar, adapun hisaban mereka adalah disisi Allah. ( Muttafaqun ‘alaihi )

Untayan nasehat  TAUHID pun beliau sampaikan menjelang wafatnya. Jundub bin Abdillah Al-Bajali bercerita, lima hari menjelang wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, beliau shalallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:

“Aku berlepas diri kepada Allah dari menjadikan kholil diantara kalian, sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kholil ( kekasih ) sebagaimana Dia telah menjadikan Ibrohim sebagai kholil-Nya. Andakata aku boleh mengambil seorang kholil dari umatku, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakkar sebagai kholilku.  Ketahuilah oleh kalian bahwasanya orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kuburan para nabi dan orang-orang soleh diantara mereka sebagai masjid ( tempat ibadah ), maka ketahuilah oleh kalian, janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai masjid, sesungguhnya aku melarang kalian dari perbuatan itu”, ( HR. Muslim )

Tidaklah para rasul menjadikan TAUHID sebagai inti dakwah mereka dan memerintahkan para pengikutnya untuk menegakkan dakwah TAUHID, lantaran karena kekhawatiran mereka akan terjerumusnya umat manusia kedalam jurang kesyirikan yang bisa membawa malapetaka dan kebinasaan didunia dan akhirat. Sehingga peringatan-peringatan keraspun datang dari mereka, supaya manusia meninggalkan kesyirikan.

DAMPAK BURUK SYIRIK:


1.Pelakunya menjadi manusia terburuk dan najis di hadapan Alla Azza wa jalla

2.Orang yang berbuat syirik akan sesat di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman,


وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya” (QS. An Nisa’: 116).

3.Mereka terjerumus kepada kedzoliman dan dosa yang  sangat besar,
Syirik adalah sejelek-jelek perbuatan zholim dan sejelek-jeleknya dosa sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Lukman: 13).

وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).

4.Segala kejelekan di dunia dan akhirat diakibatkan oleh syirik.

5. Amalan mereka akan terhapus.

Jika seseorang berbuat syirik akbar (besar), seluruh amalannya bisa terhapus. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am: 88).

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65).

6.Dosa mereka tidak akan diampuni.
Orang yang berbuat syirik akbar (besar) tidak akan diampuni oleh Allah jika mati dan belum bertaubat. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).

7.Darah mereka halal.

Syirik akbar (besar) menjadikan halalnya darah dan harta sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّى دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ
“Aku memerintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan Shalat dan menunaikan zakat Jika mereka melakukan hal ini, maka darah dan harta mereka aman kecuali jika ada sebab hukum Islam dan hisab mereka tergantung pada Allah” (HR. Bukhari no. 25 dan Muslim no. 21).

8.Mereka tidak akan mendapatkan rasa aman di dalam hati mereka.

Rasa khawatir dan lepasnya rasa aman di dunia dan akhirat disebabkan karena syirik. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ آَمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al An’am: 82).

9.Allam mencabur keberkahan dari mereka

Perbuatan Syirik menghapuskan cahaya fithroh seorang hamba. Karena seorang hamba pertama kali dijadikan dalam keadaan fithroh yaitu di atas tauhid. dan ketaatan. Allah Ta’ala berfirman,

فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar Rum: 30).

Begitu pula sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

« مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ ، كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ » . ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – ( فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِى فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ) الآيَةَ
“Tidaklah seorang anak dilahirkan melainkan di atas fithroh. Ayahnya-lah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi. Sebagaimana binatang ternak melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna, apakah kamu melihat ada yang cacat padanya?” Lantas Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- membacakan ayat (yang artinya), “Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu” (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658).

Begitu pula dalam hadits qudsi disebutkan,

وَإِنِّى خَلَقْتُ عِبَادِى حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِى مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا
“Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan hunafa’ (islam) semuanya, kemudian syetan memalingkan mereka dari agama mereka, dan mengharamkan atas mereka apa yang Aku halalkan, dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak Aku turunkan keterangannya” (HR. Muslim no. 2865). Yang dimaksud hunafa’ adalah dalam keadaan Islam, sebagaimana keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah (Syarh Shahih Muslim, 17: 197).

10.Mereka haram masuk surga dan akan kekal di dalam nereka.

Orang yang berbuat syirik akbar pantas masuk neraka dan diharamkan surga untuknya. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al Maidah: 72).

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk” (QS. Al Bayyinah: 6).

Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
“Barangsiapa yang mati dalama keadaan tidak berbuat syirik pada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk surga. Barangsiapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik pada Allah, maka ia akan masuk neraka” (HR. Muslim no. 93).

11.Mereka tidak tidak akan mendapatkan syafaat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam berlepas diri dari orang yang berbuat syirik. Allah Ta’ala berfirman,

وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهُ
“Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin” (QS. At Taubah: 3).

12.Mereka tidak akan minum telaga Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam tertunduk sesaat, kemudian beliau mengangkat kepalanya sambil tersenyum dan berkata, “Sesungguhnya baru saja diturunkan kepadaku satu surah.” Lalu beliau membaca,

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang. Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu Al kautsar.” (Qs. Al Kautsar). Hingga beliau menamatkannya.
Lalu beliau bertanya, “Tahukah kamu apakah Al Kautsar itu?” Para shahabat berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui

Beliau bersabda, “Itu adalah sungai yang diberikan oleh Allah kepadaku didalam surga, terdapat kebaikan yang sangat banyak didalamnya. Pada hari kiamat nanti umatku akan mendatanginya. Gelas yang tersedia padanya sejumlah bintang di langit. lalu ada seseorang yang dijauhkan darinya, maka aku berkata, “Sesungguhnya ia termasuk umatku..” Namun dikatakan, “Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang telah ia lakukan sepeninggalmu.” (Hadits Shahih diriwayatkan oleh Muslim (892), Tirmidzi (2465)

Imam Qurtubi berkata, ada dua penafsiran tentang siapakah yang terusir dari telaga Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam ini:
1. Shahabat yang murtad (keluar) dari Agama Allah ketika Rasulullahshalallahu ‘alayhi wasallam meninggal, dan
2. Orang orang yang mengadakan pada Agama Allah sesuatu yang tidak diridhai Allah; yaitu menambah nambahi syari’at, mengganti ajaran agama,

13.Mereka adalah musuh bagi orang-orang beriman.

Syirik akbar (besar) menyebabkan permusuhan antara pelakunya dengan orang beriman. Tidak boleh seorang mukmin memiliki loyalitas dengan orang musyrik walau itu kerabat dekat. Allah Ta’ala berfirman,

لَا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka” (QS. Al Mujadilah: 22).

14.mengurangi keimanan(syirik kecil)
Syirik ashgor (kecil) mengurangi keimanan seseorang dan sebagai wasilah (perantara) menuju syirik akbar.

15.Diakhirat mereka akan mendapatkan buku catatan amalnya dari sebelah kiri.

16. Kesyirikan akan memberatkan timabangan amal keburukan.

17.Mereka tidak akan bisa menyeberangai shiroth.

18.Mereka akan bermusuhan dengan apa yang mereka sembah selain Allah, di akhirat kelak.


19.Dan mereka akan dimasukkan kedalam nereka jahannam.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk” (QS. Al Bayyinah: 6).

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab pernah menyampaikan, untaian nasehatnya kepada kita didalam muqoddimah kitab beliau Qowa’idul Arba’, beliau berkata:
“Ketahuilah semoga Allah menunjukanmu kejalan ketaatan, sesungguhnya Hanafiyyah adalah agama ibrohim yang isinya adalah agar engkau menyembah Allah semata didalam agama ini, sebagaimana Firman Allah Ta’ala : “ Tiddaklah Aku menciptakan  jin dan manusia kecuali agar mereka menyembahKu semata” (Ad- Dzariyat:56). Apabila engkau telah tahu bahwasanya Allah menciptakanmu untuk beribadah kepadaNya, maka ketahuilah bahwasanya IBADAH TIDAK DINAMAKAN IBADAH KECUALI DENGAN TAUHID, sebagaimana shalat tidak dikatakan shalat kecuali dengan thaharoh, maka apabila syirik masuk kedalam ibadah pasti akan merusaknya sebagaiman hadats apabila masuk kedalam thaharoh.Jika engkau telah mengetahui bahwa syirik apabila masuk kedalam ibadah akan merusak bahkan akan meghapus amal dan mengekalkan pelakunya di dalam api neraka, maka jelaslahbagimu bahwa  perkara yang paling penting untuk engkau ketahui adalah mengenal hal itu ( TAUHID). Semoga  Allah membebaskanmu dari jeratan kesyirikan yang telah dinyatakan olehNya didalam firmanNya: “ sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa yang lainnya bagi siapa yang dikehendaki
( lihat: Muqoddimah kitab Qowa’idul ‘Arba’. Oleh syaikh Muhammad At-Tamimi hal.1)

Dan kesyirikan ini sangatlah samar, sebagaimana yang di kabarkan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam,

الشرك فيكم أخفى من دبيب النمل
“ Kesyirikan lebih samar bagi kalian dari pada jalannya semut”

Sehingga banyak manusia yang terjerumus kepada kesyirikan sementara ia tidak sadar bahwasanya dirinya telah berada dikubangan kesyirikan. Fenomena ini telah terbukti dan kita saksikan di sekitar kita. Adanya peraktek perdukunan, ramalan, sihir, pengagungan terhadap orang-orang soleh yang telah meninggal dunia  dengan menjadikan kuburan mereka sebagai tempat ibadah dan berdoa kepda Allah sehingga dibangunlah bangunan-bangunan diatas kuburan mereke, kepercayaan dengan barang-barang tertentu seperti jimat,  wafak, benang-benang hitam yang di kalungkan, percaya adanya pohon keramat, batu keramat, air keramat, percaya dengan mitos-mitos, dan ramalan-ramalan bintang, dan kesyirikan-kesyirikan lainnya yang sangat banyak menjamur bahkan mengakar ditengah masyarakat kita.

Dan yang sangat ironis lagi, banyak da’i – da’i yang mengajak kepada kesyirikan, sehingga perkara ini menjadi bertambah samar khususnya bagi masyarakat awam. Sering kali bila mereka di ingatkan dengan TAUHID dan dijelaskan bahwa yang  mereka lakukan itu kesyirikan dengan mudahnya mereka menjawab: “MASA SAYA SALAH, WONG SAYA MENDAPATKAN INI DARI USTDZ FULAN... ATAU KIYAI FULAN.. MASA MEREKA SALAH ??!! ,MEREKAKAN ORANG-ORANG YANG BERILMU!? Allahul Musta’an..

Dan penomena ulama seperti ini sudah begitu marak di negeri ini.dan merekalah yang disebut dengan ulama su’

Termasuk kelompok ulama su’ yaitu ulama yang mengajak kepada kebaikan, tetapi dengan cara-cara kefasikan, seperti berdakwah dengan musik dan gendingan. Mulutnya mengajak ke surga sementara tangan dan kakinya mengajak orang lain untuk bergoyang mengikuti syetan. Atau berdakwah dengan menggunakan metode lawak, sehingga ungkapan yang kotor dan contoh-contoh yang seronok menjadi bumbu wajib dalam setiap ceramahnya karena target keberhasilannya adalah puasnya hadirin, pemirsa dan pendengar, dengan gelak tawa dan senyuman lebar sebanyak mungkin. Tema dan isi dakwah pun dipilih dan dikemas sesuai dengan selera para panitia dan pengunjung. Mulutnya mengajak kepada iman, namun lawakan dan kebanyolannya melupakan akhirat. Intinya adalah ia mencari “ridha manusia”. Jenis ulama penghibur (pelawak dan pemusik) ini tidak mengikuti aturan dakwah dalam syariat Islam, tetapi mengikuti nafsu syetan demi mengejar ridha manusia. 
Mereka lupa akan ancaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :”Barangsiapa yang mencari ridha Allah dengan (resiko mendapat) murka manusia, maka Allah mencukupinya dari manusia. Dan barangsiapa mencari ridha manusia dengan (menyebabkan) kemurkaan Allah, maka Allah menyerahkan dirinya kepada manusia.” (HR. Tirmidzi, no. 2419)

Padahal Rasulullah shalallahu alaihi wa salam telah memperingatkan akan ulama-ulama seperti ini,,yakni  ulama yang mengajak kepada pintu neraka.
Diriwayatkan bahwa Allah Subhannahu wa Ta’ala memberi wahyu kepada Nabi Daud alaihis salam: “Wahai Daud jangan engkau jadikan antara Aku dan antara dirimu seorang alim yang sudah tergoda oleh dunia, sehingga ia bisa menghalangimu dari jalan mahabbahKu. Karena sesungguhnya mereka adalah para begal yang membegal jalannya hamba-hambaKu. Sesungguhnya hukuman terkecil yang Aku kenakan untuk mereka adalah Aku cabut kelezatan bermunajat dari hati mereka.” ( Jami’ Bayanil Ilmi, Ibnu Abdil Bar, 1/193).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis dari gula namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan). Allah berfirman, “Apakah dengan-Ku (kasih dan kesempatan yang Kuberikan) kalian tertipu ataukah kalian berani kepada-Ku. Demi Diriku, Aku bersumpah. Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka) sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.” (HR. Tirmidzi)

Ulama su’ sejatinya adalah da’i-da’i neraka. Dalam hadits Hudzaifah , ketika dia bertanya kepada Rasulullah `: “Sesungguhnya kita dulu ada dalam kejahiliahan lalu Allah menganugerahkan kepada kami kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini ada keburukan ?” Beliau menjawab dalam ucapannya yang panjang sampai berkata: “Ya, para da’i di ambang pintu Jahannam. Siapa yang mendatangi ajakannya pasti akan mereka lemparkan ke dalamnya.” (HR. Al-Bukhari: 7084, dll)

Dan ulama seperti inilah yang pertaman kali dimasukkan oleh allah kedalam neraka jahannam, sebelum para penyembah berhala, karena salahnya orang yang mengerti tidak sama dengan orang yang tidak mengerti. (Mukhtashar Jami’ Bayanil Ilmi, 164)

Semoga kita selalu di lindungi oleh Allah dari perbuatan kesyirikan, dan terhindar dari ajaran-ajaran para ulama yang selalu menyeru kepintu- pintu neraka,,

اللهم إنّي أعوذبك أشرك بك وأنا أعلم و أستغفرك لما لا أعلم
“ Ya Allah, Aku berlindung kepadaMu dari menyekutukanMu sementara aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun kepadaMu dari kesyirikan yang tidak aku ketahui” ( lihat kitab: shihul jami’ No. 3731)


(Referensi; majalah Al-Ilmu, edisi 2, tahun 1, rajab-sya’ban 1433, dengan sedikit tambahan)

Ditulis oleh: Ahmad Ibnu ( Ahmad Al-Faqir)
Kota Tapis Berseri; Kotaagung,Lampung

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : SYIRIK MERAJA LELA, MALAPETAKA MELANDA……………….

0 komentar:

Posting Komentar

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]

Flag Counter