16 Agustus 2013

Mata Yang Tidak Disentuh Oleh Api Neraka

بســـــــــــــــم الله الرحمن الرحيـــــــــــــــم



A. MATAN HADITS

أخبرنا عصمة بن الفضل، قال: حدثنا زيد بن حباب، عن عبد الرحمن بن شريح، قال: سمعت محمد بن شمير الرعيني، يقول: سمعت أبا علي التجيبي، أنه سمع أبا ريحانة، يقول: سمعت رسول اللَه صلى الله عليه وسلم يقول: " حرمت عين على النار سهرت في سبيل اللَه"
"Telah mengabarkan kepada kami 'Ishmah bin Al Fadl, ia berkata: 'Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab dari Abdurrahman bin Syuraih, ia berkata: 'Aku pernah mendengar Muhammad bin Syumair ar-Ru'aini berkata: 'Aku pernah mendengar Abu Ali At Tujibi bahwa ia pernah mendengar Abu Raihanah berkata, 'Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wassalam bersabda: "Mata yang begadang semalam suntuk di jalan Allah diharamkan bagi neraka.'"(HSR. an-Nasa-i no. 3177 dalam kitab Sunannya dan as-Sunan al-Kubro no. 4310)

B. SYARAH HADITS :

Syarah hadits diatas disarikan dari kitab Syarah Sunan An-Nasa-i al-Musamma Dzakhiratul 'Uqba fi Syarh al-Mujtaba oleh Syaikh Ali bin Adam bin Musa al-Ethiyubi 26/149-150 :

Telah mengabarkan kepada kami 'Ishmah bin Al Fadl, ia berkata: 'Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab dari Abdurrahman bin Syuraih (Al-Mafiri al-Iskandarani), ia berkata: 'Aku pernah mendengar Muhammad bin Syumair ar-Ru'aini (Abu As-Shobbah al-Mishri) berkata: 'Aku pernah mendengar Abu Ali At Tujibi (Amru bin Malik) bahwa ia pernah mendengar Abu Raihanah (Syam'una bin Zaid) berkata, 'Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wassalam bersabda: "Mata yang begadang semalam suntuk di jalan Allah diharamkan bagi neraka"

Maksud Dari:
1. حرمت   adalah aku telah mengharamkan sesuatu bagi seseorang sehingga sesuatu itu menjadi haram baginya.
2. سهر  sahira (pola rumusnya diambil) dari bab  فرح  fariha. Makna sahira adalah tidak tidur malam/begadang semalam suntuk. Sedangkan makna
3. في سبيل اللَه  Fi Sabilillah adalah untuk meninggikan kalimat Allah baik berupa begadang semalam suntuk untuk berjaga-jaga untuk berperang atau berjaga-jaga di daerah perbatasan dengan musuh ketika peperangan atau begadang untuk berjalan menuju medan laga peperangan atau yang semisalnya.

Hadits yang disebutkan oleh Imam an-Nasa-i dalam kitab Sunannya adalah ditulis secara ringkas sedangkan hadits yang lengkap lagi panjang redaksinya ada di Musnad Imam Ahmad no. 17213.

"Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubhab berkata; telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Syuraikh berkata; saya telah mendengar Muhammad bin Sumair Ar-Ru'aini berkata; saya telah mendengar Abu 'Amir At-Tujibi berkata bapakku dan yang lainnya berkata; Al Janbi yaitu selain Zaid - Abu Ali Al Janbi berkata; saya telah mendengar Abu Raihanah berkata; "Kami bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dalam suatu peperangan, pada suatu malam kami mendatangi ke suatu tempat yang agak tinggi, lalu kami bermalam disitu. Kami merasakan kedinginan yang sangat, sampai saya melihat ada orang yang menggali lobang di dalam tanah lalu dia jadikan untuk berdiam diri, dan dia letakkan hajfah yaitu tamengnya diatas lubang itu." Tatkala Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melihat hal itu, beliau memanggil, "Siapa yang hendak menjaga kami pada malam itu, dan saya akan mendoakannya dengan doa yang berisikan keutamaan!, lalu ada seorang laki-laki anshar berkata; "Saya Wahai Rasulullah." lalu beliau bersabda: "Siapakah kamu", lalu orang Anshar itu menyebutkan namanya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membuka dengan do'a, dengan banyak doa. Abu Raihanah berkata; "Tatkala saya mendengar doa yang dipanjatkan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, saya berkata; 'Saya akan ikut." Beliau bersabda: "Mendekatlan, " Saya pun mendekat, beliau bertanya, "Siapakah kamu?". Dia berkata; "Saya Abu Raihanah, " lalu beliau berdoa dengan doa yang lain dengan doa kepada orang Anshar. Beliau bersabda: "Diharamkan neraka atas mata yang menetes atau menangis karena takut kepada takut Allah dan diharamkan neraka atas mata yang berjaga di jalan Allah, " atau berkata; "Atau diharamkan pada neraka atas mata lain (yang disebut Nabi Shallallahu'alaihi wassalam pada jenis mata yang ketiga) yang Muhammad bin Sumair tidak mendengarnya dan dia berkata yang lainnya yaitu selain Zaid - Abu Ali Al Janbi.

Meskipun Hadits dari riwayat An-Nasa'i ini lemah karena ada rawi yang bernama Muhammad bin Syumair ar-Ru'aini, namun hadits ini memiliki hadits penguat lainnya yang di riwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam kitabnya Sunan at-Tirmidzi hadits no. 1639

حدثنا نصر بن علي الجهضمي قال: حدثنا بشر بن عمر قال: حدثنا شعيب بن رزيق أبو شيبة قال: حدثنا عطاء الخراساني، عن عطاء بن أبي رباح، عن ابن عباس قال: سمعت رسول اللَه صلى اللَه عليه وسلم يقول: " عينان لا تمسهما النار: عين بكت من خشية اللَه، وعين باتت تحرس في سبيل اللَه ": وفي الباب عن عثمان، وأبي ريحانة. وحديث ابن عباس حديث حسن غريب لا نعرفه إلا من حديث شعيب بن رزيق
Telah menceritakan kepada kami (At-Tirmidzi) Nashr bin Ali Al Jahdzami berkata, (dia Nashr bin Ali berkata) telah menceritakan kepada kami (Nashr bin Ali) Bisyr bin Umar (dia Bisyr) berkata, telah menceritakan kepada kami (Bisyr) Syu'aib bin Ruzaiq Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami (Syu'aib) Atha Al Khurasani dari Atha bin Abu Rabaah dari Ibnu Abbas, ia (Ibnu Abbas) berkata; "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bergadang semalam suntuk untuk berjaga di jalan Allah." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Utsman dan Abu Raihanah. Hadits Ibnu Abbas derajatnya hasan gharib, dan kami tidak mengetahui hadits ini kecuali dari hadits Syu'aib bin Ruzaiq."(HSR. at-Tirmidzi no. 1639, Lihat Silsilah Ahaadits as-Shohihah 6/376 dan Hidayatur Ruwaath Ila Takhrij Ahaadits al-Mashoobih wal Misykat 4/14 no. 3752 cet. Daar Ibn 'Afaan th. 1422 H)


C. FAIDAH HADITS:

1. Mata kita akan terhindar dari api neraka apabila kita menggunakannya dalam rangka ketaatan kepada Allah, termasuk didalamnya jihad fi sabilillah dan ibadah-ibadah yang lainnya.

2. Nikmat kedua mata adalah nikmat yang harus kita gunakan dalam rangka ketaatan kepada Allah, dan salah satu cara untuk mensyukuri nikmat mata itu adalah mata dipergunakan untuk membaca qura-an, membaca hadits-hadits, membaca tulisan-tulisan yang bermanfaat. Sebaliknya apabila kita melakukan hal-hal sia-sia dengan mata kita maka tentunya kita telah melalaikan nikmat mata tersebut.

3. Berlindunglah dari siksa Api Neraka, sebagaimana Allah berfirman:

إن في خلق السماوات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولِي الألباب الذين يذكرون اللَه قياما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون في خلق السماوات والأرض ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار ربنا إنك من تدخل النار فقد أخزيته وما للظالمين من أنصر
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah Subhanahu wata'ala sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam Neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun."   (QS. Ali Imron: 190-192)

4. Orang yang khusyu' yang takut kepada Allah

ويخرون للأذقان يبكون ويزيدهم خشوعا
"Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'." (QS. Al-Isra' : 109)

Syaikh Shidiq Hasan Khan,menjelaskan :

(ويخرون للأذقان يبكون) كرر ذلك الخرور للأذقان لاختلاف السبب فإن الأول لتعظيم الله سبحانه وتنزيهه وللسجود والثاني للبكاء بتأثير مواعظ القرآن في قلوبهم ومزيد خشوعهم ولهذا قال (ويزيدهم) أي سماع القرآن أو القرآن بسماعهم له أو البكاء أو السجود أو المتلو لدلالة قوله إذا يتلى (خشوعاً) أي لين قلب ورطوبة عين فالبكاء مستحب عند قراءة القرآن.
"Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis, diulang yang demikian yaitu menyungkur atas muka mempunyai sebab yang berbeda-beda, yang pertama sebagai bentuk pengagungan Allah Yang Mahasuci dan mensucikanNya serta untuk sujud kepada-Nya. Yang kedua sebagai tangisan yang disebabkan oleh nasehat Alquran yang sampai kepada hatinya sehingga kekhusyukan mereka bertambah. Oleh karena itu Allah berfirman (dan bertambahlah mereka) yaitu Quran yang didengar oleh mereka, atau tangisan atau sujud atau penjelasan firman Allah yang dibacakan kepada mereka. Sedangkan maksud dari Khusyuk adalah kelembutan hati dan berlinangnya airmata. Maka menangis itu adalah sesuatu yang dianjurkan ketika membaca quran.(Fathul Bayan fi Maqaasidil Quran 7/468)


Pringsewu, Lampung
9 Sya'ban 1434 H

Belajar Islam

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Mata Yang Tidak Disentuh Oleh Api Neraka

0 komentar:

Posting Komentar

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]

Flag Counter