05 September 2013

Takan Mati Sebelum Habis Jatah Rezeki

بســـــــــــــــم الله الرحمن الرحيــــــــــــــم



Takan Mati Sebelum Habis Jatah Rezeki


وما من دابة في الأرض إلاعلى الله رزقها ويعلم مستقرها ومستودعها كل في كتاب مبين

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberikan rezekinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatan itu dan tempat penyimpanannya. Semuannya tertuis dalam kitab yang nyata."(QS. Hud;6)

Syaikh Shalih al-Maghamisi dalam sebuah ceramahnya menceritakan ada seorang lelaki jatuh ke dalam sumur. Ia pun berteriak minta tolong. lalu berhasil mengeluarkan orang itu dari sumur dalam keadaan selamat. Sesorang menyodorkan kepadanya segelas susu untuk diminimumnya dan menenangkann keadaanya.

Setelah tenang orang-orang bertanya,"Bagaimana bisa Anda jatuh ke dalam sumur.?"

Mulailah orang itu bercerita, lalu ia berdiri di bibir sumur untuk mempraktikan kronologi saat ia terjatuh kedalam sumur.Qodarullah, tanpa di sengaja orang itu terjatuj lagi ke dalam sumur dan akhirnya mati.

Begitulah, orang itu diselamatkan oleh Allah karena masih tersisa jatah rezekinya di dunia, yakni satu gelas susu untuknya. Maka setelah jatah rezeki disempurnakan untuknya, ia terjatuh di tempat  yang sama kemudian mati.

Pesan dari kisah ini adalah bahwa manusia telah ditetapkan rezekinya dengan kadar tertentu. Maka tidak pantas seseorang merisaukan rezekinya di dunia. Karena tidak akan dikurangi sedikitpun jatah rezekinya. tidak pula akan tertukar dengan orang lain. Cukup bagi seseorang untuk mengoptimalkan iokhtiar dan sebab, sedangkan pemberi rezeki adalah Allah. Takl ada rezeki yang akan tertukar, tercecer, dan sesorang tidak akan mati sebelum menghabiskan jatah rezekinya di dunia.

Allah memberikan jaminan Allah atas rezeki manusia, sebagaimana Allah telah menjamin Rezeki bagi makhluk hidup lain  seperti hewan. Tersedia rezeki bagi mereka dari sejak lahir hingga mati. Sebagaimana Allah berfirman;

وما من دابة في الأرض إلاعلى الله رزقها ويعلم مستقرها ومستودعها كل في كتاب مبين

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberikan rezekinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatan itu dan tempat penyimpanannya. Semuannya tertuis dalam kitab yang nyata."(QS. Hud;6)

Tak ada sesuatu apa yang mampu menghalangi sampainya rezeki kepada seseorang jika memang itu menjadi jatahnya. Begitupun tak ada suatu usaha atau pertolongan seorang pun yang mampu menyampaikan rezeki kepada seseorang jika memang bukan menjadi bagiannya. Karena Allah yang memiliki kuasa dan kewenangan untuk membagi rezeki kepada semua makhluknya. Inilah di antara makna dari firman Allah:

ما يفتح الله للناس من رحمة فلا ممسك لها وما يمسك فلا مرسل له، من بعده وهو العزيز الحكيم

"Apa saja yang  Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang di tahan oleh Allah maka tidak seorang pun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."(QS. Fathir:2)

Keyakinan ini akan menbuat orang-orang beriman menghindarkan diri dari cara- cara haram untuk mendapkan rezekinya. Karena toh, Usaha haramnya tak menambah sedikitpun dari total rezeki yang Allah tetapkan untuknya. Sedangkan ia harus mempertanggungjawabkan apa yang telah di lakukannya di dunia. Berart, usaha yang haram tidak menambah selain dosa dan derita di akhirat.

Karena hanya Allah yang berhak menetapkan kadar rezeki manusia, maka Allah hanya memerintahkan manusia mencari karunia Allah dan mengelola apa yang Allah anugerahkan sesuai dengan kehendakNya. Dan kelak,seseorang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat; dari mana ia mendapatkan harta dan untuk apa ia pergunakan hartanya.

Nabi shalallahu 'alaihi wasallam,bersabda:

لا تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن عمره فيما أفناه، ومن علمه فيم فعل، وعن ماله من أين اكتسبه وفيم أنفقه، وعن جسمه فيم أبلاه >>هذا حديث حسن صحيح

"Tidak akan beranjak kedua kaki anak adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya; tentang umurnya, untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia pergunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, dan tentang jasadnya  untuk apa ia pergunakan." (HR.Tirmidzi, beliau mengatakan hadits hasan shahih).

Allah tidak akan menyoal berapa harta yang mampu didapatkan atau berapa uang yang berhasil dikumpulkan oleh manusia. Karena hal itu di luar kemampuan mansia dan mutlak menjaadi kewenangan Allah semata.

Meski telah ada jaminan rizki dari Allah, bukan berati manusia boleh berpangku tangan, lalu menanti datangnya rezeki yang kita inginkan. Tugas kita adalah memperbagus cara mengambil rezeki, dan padanya terdapat pahala ibadah. Allah memrintahkan pada banyak ayat, baik tersurat maupun tersirat agart manusia bekerja mencari karuniaNya, Wabtaghu min fadhlillah, dan hendaknya kalian mencari karunia dari Allah.

Perintah tawakal kepada Allah, sama sekali juga tidak menghilangkan keharusan ikhtiar,. karena ikhtiar adalah bagian yang tak terpishkan dari tawakal. Sebagaimana pelajaran yang bisa diambil dari hadits Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.

لو أنكم كنتم تو كلون على الله حق توكله لرزقتم كما يرزق الطير تغدو خماصا وتروح بطانا

"Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada seekor burung,dimana ia keluar pada pagi hari dalam keadaan lapar lalu sore harinya pulang dalam keadaan kenyang."-Shahih- (HR. Tirmidzi)

Imam Ahmad menjelaskan hadits tersebut, "Hadits ini tidak menunjukan bolehnya berpangku tangan tanpa berusaha. Bahkan padanya terdapat perintah mencari rezeki. Karena burung tatkala keluar dari sarangnya di pagi hari demi mencari rezeki."

Wallahua'lam...


Bogor, Jawa Barat
29 Syawal 1434H


Belajar Isl;am

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Takan Mati Sebelum Habis Jatah Rezeki

0 komentar:

Posting Komentar

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]

Flag Counter