24 Januari 2014

Membela Nabi Shallallahu 'Alaihi wasallam

بسم الله الرحمن الرحيم

Membela Nabi صلى الله عليه وسلم , Dari Hadits - Hadits Dusta


وعرفت الشرلاللشر لكن لتو قيه
             ومن لايعرف الخير من الشريقع فيه

"Aku mengetahui kejelekan bukan untuk kulakukan, Tapi untuk kewaspadaan.
Barangsiapa tidak mengenal kejelekan, niscaya dia akan jatuh di dalamnya"


Fenomena Menyedihkan

Pada zaman kita sekarang, telah beredar hadits palsu  yang diwariskan oleh para penceramah di mimbar, di lembaga pedidikan dan di berbagai media cetak maupun elektronik, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan manusia tentang ilmu hadits dan sedikitnya orang yang ahli di bidang hadits.
(Al-Maudhu'at, as-Shoghoni hlm.4)

Hadits - Hadits lemah dan palsu itu begitu banyak sekali, dan ratusan bahkan ribuan! Bagaimana tidak, seorang zindiq pernah membuat hadits palsu sebanyak empat ribu hadits
(Lihat Tadrib Rawi as-Suyuti 1/335)

Ditambah lagi hadits-hadits yang disebarkan oleh manusia dengan berbagai tujuan baik politik, fanatik golongan,  taqarrub(mendekatkan diri)kepada Allah ala mereka,orang-orang sufi dan para fuqoha yang kurang perhatian terhadap hadits. Semua itu banyak sekali bertebaran dalam kitab-kitab fiqih, tafsir, akhlak dan sebagainya.


Larangan Berdusta Atas Nama Nabi Dan Menceritakannya

Sesungguhnya telah mutawatir dalam timbangan ahli hadits bahwa Rasulullah shalallahu ' alaihi wasallam bersabda,

 من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار

"Barangsiapa Berdusta kepadaku dengan sengaja, maka hendaklah dia bersiap-siap mengambil tempat di neraka"
(HR. At-Thobarani)

Al-Hafidz ibnu Hajar al-Asqolani rahimahullah berkata:
"Para ulama bersepakat bahwa sengaja berdusta kepada Rasulullah termasuk dosa besar, bahkan abu muhammad al-juwaini sangat keras sehingga mengkafirkan orang sengaja berdusta tehadap Rasulullah shalallahu ' alaihi wasallam.  Dan mereka bersepakat haramnya meriwayatkan hadits maudhu'(palsu)kecuali disertai keterangannya, berdasarkan hadits nabi:

من حدث عني بحديث يرى أنه كذب فهو أحد الكا ذبين

"Barangsiapa yang menceritakan dariku suatu hadits yang dia ketahui kedustaannya, maka dia termasuk diantara dua pendusta".
(HR. Muslim)

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata:
"Haram hukumnya meriwayatkan hadits maudhu' bagi orang yang mengetahui atau menurut prasangka kuatnya bahwa derajat hadits hadits tersebut adalah maudhu'. Maka barangsiapa yang meriwayatkan suatu hadits yang dia yakin atau berprasangka kuat bahw
a derajatnya adalah maudhu', namun dia tidak menjelaskan derajatnya, maka dia termasuk dalam ancaman hadits ini.".
(Syarh Muslim 1/30)

Ibnu Hajar al-Haitami rahimahullah pernah di tanya tentang para khotib yang biasa menyampaikan hadits-hadits lemah dan palsu dalam khutbahnya, beliau menjawab:
"Tidak halal berpedoman dalam menyampaikan hadits pada suatu kitab atau khutbah yang penulisnya bukan ahli hadits.
Barangsiapa yang melakukan hal itu maka dia layak untuk di hukum dengan hukuman yang berat. Inilah keadaan para khotib zaman sekarang, tatkala melihat ada khutbah yang berisi hadits-hadits,  mereka langsung menghafal nya dan berkhutbah dengannya tanpa menyeleksi terlebih dahulu apakah hadits tersebut ada asalnya ataukah tidak.  Maka merupakan kewajiban bagi pemimpin negeri tersebut untuk melarang para khotib tersebut dan menegur dari khotib yang telah melakukan perbuatan tersebut".
(Al-Fatawa al-Haditsiyyah hlm. 63)


Kerusakan Paham Al-Karromiyah

Sebuah kelompok bergelar Al-Karromiyah(mereka adalah pengikut muhammad bin Karrom), memiliki sebuah keyakinan aneh tapi sesat yaitu bolehnya membuat hadits-hadits palsu apabila tujuannya baik, seperti untuk memerintahkan kebaikan dan menegur dari kemaksiatan, mereka berdalil dengan hadits:

من كذب علي متعمدا ليضل به الناس فليتبوأ مقعده من النار

"Barangsiapa Berdusta kepadaku dengan sengaja untuk menyesatkan manusia,  maka hendaknya dia bersiap-siap mengambil tempat di neraka"

Mereka kelompok yang dimaksud oleh imam Ibnu Katsir rahimahullah:
"Sebagian orang jahil mengatakan: 'Kami berdusta untuk mendukung Nabi bukan untuk mencela Nabi. ' Sungguh ini menunjukkan kejahilan mereka yang keterlaluan, akal mereka yang cekak, dosa dan kedustaan mereka yang banyak, sebab syariat Nabi telah sempurna, tidak butuh dikuatkan dengan kedustaan".
(Ikhtishor Ulumil Hadits 1/10. Fathul Bari Ibnu Hajar 10/261)

Paham ini juga bertentangan dengan kesepakatan ulama tentang haramnya berdusta kepada Rasulullah shalallahu ' alaihi wasallam sebagaimana penjelasan di muka.

Adapun tambahan lafadz"untuk menyesatkan manusia" dalam hadits pijakan mereka , maka tambahan tersebut tidak shohih dari Rasulullah dan tidak bisa dijadikan hujjah bagi mereka.
(Fathul Bari ibnu Hajar 1/173, Silsilah Ahadits adh-Dho'ifah al-albani: 2030)


Bersambung......


22 Rabi'ul Awwal 1435 H


Oleh.
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

Disalin oleh.
Radinal Maasy


Al-Furqon edisi 12, Th.ke-7 (1429/2008)

Gambar dari.
www.himmpas.pasca.ugm.ac.id

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Membela Nabi Shallallahu 'Alaihi wasallam

0 komentar:

Posting Komentar

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]

Flag Counter