27 Februari 2014

Ulama Syafi'iyyah Meyakini bahwa Allah di atas 'Arsy-Nya

بسم الله الرحمن الرحيم

Perkataan ulama Syafi'iyyah Tentang Allah Ta'ala di atas 'Arsy-Nya

Pada zaman sekarang, banyak orang-orang menisbahkan diri kepada mazhab as-syafi'i justru menganut paham "Allah di mana-mana" bahkan menganggap sesat orang-orang yang berkeyakinan bahwa Allah Ta'ala di atas ' Arsy-Nya.

Sesungguhnya akidah bahwa Allah di atas ' Arsy adalah akidah yang haq(benar). Dasarnya berupa dalil-dalil al-Qur'an,  Hadits, Ijma' Ulama, Akal, dan fitrah sangat banyak dan sangatlah gamblang.
Cukuplah bagi kita merenungi ucapan berikut:

"Sebagian tokoh mazhab as-syafi'i mengatakan, ' Dalam al-Qur'an terdapat seribu dalil atau lebih yang menunjukkan bahwa Allah tinggi di atas makhluk-Nya dan Allah di atas Hamba-Nya. '"
(Majmu' Fatawa 1/121. Bayan talbis Fahmiyyah 1/155)

Semoga Allah merahmati al-Imam Ibnu Abil-'Izz al-Hanafi yang telah mengatakan( setelah menyebutkan 18 segi dalil), "Dan Jenis-jenis dalil-dalil ini, seandainya di bukukan tersendiri, maka akan tertulis kurang lebih seribu dalil.  Oleh karena itu, para penentang masalah ini hendaknya menjawab dalil-dalil ini. Akan tetapi, sungguh sangatlah mustahil mereka mampu menjawabnya. "
(Syarh 'Aqidah Al-Thahawiyah hlm. 386)

Sesungguhnya akidah ini merupakan syiar Ahlussunnah wal Jamaah sejak dahulu hingga sekarang.  Ucapan-ucapan para ulama salaf tentang hal ini banyak sekali tak bisa di hitung jumlahnya.
Apalah artinya penisbahan diri kepada para ulama(as-syafi'i) jika kenyataannya tidak mengikuti akidah mereka.

Berikut ini beberapa ucapan para tokoh ulama as-syafi'iyyah, yang secara tegas mengatakan bahwa Allah berada di atas 'Arsy yang sesuai dengan kemuliaan-Nya. Semoga bisa di jadikan renungan bagi kita semuanya:

1. Al-Imam as-syafi'i

Al-Imam as-syafi'i rahimahullah meyakini ketinggian Allah di atas 'Arsy-Nya.  Hal ini di tegaskan oleh ulama Syafi'iyyah sendiri.
Akidah iman Syafi'i ini di aminkan oleh para tokoh mazhab syafi'i yang paling tahu tentang mazhab as-syafi'i.
Al-Imam al-Baihaqi berkata setelah membawakan dalil-dalil yang banyak tentang masalah ini."atsar-atsar salaf tentang hal ini sangat banyak sekali. Da ini mazhab dan keyakinan al-Imam as-syafi'i. " (al-Asma' wa al-Sifat 1/517)

Al-Imam as-syafi'i berdalil dengan hadits Mu'awiyah ibn Hakam radhiyallahu'anhuma dalam beberapa kitabnya.
Seperti dalam kitab Al-Umm: 5/280 dan al-Risalah: 7-8

Saya lebih suka agar tidak memerdekakan budak kecuali budak yang sudah baligh dan mukminah.
Seandainya dia no -Arab kemudian bersifat Islam maka sudah mencukupi.
Mengabarkan kepada kami Malik dari Hilal ibn Usamah dari 'Atha ibn Yasar dari 'Umar ibn Hakam (1) berkata,
"....Saya memiliki seorang budak wanita yang bekerja sebagai penggembala kambing di gunung Uhud dan al-Jawwaniyyah(tempat dekat gunung Uhud).
Suatu saat saya pernah memergoki seekor serigala telah memakan seekor dombanya.
Saya termasuk dari bani adam, saya juga marah sebagaimana mereka marah, sehingga saya menamparnya, kemudian saya datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, ternyata beliau menganggap besar masalah itu.
Saya berkata, "Wahai Rasulullah, apakah saya memerdekakan budak itu?" Jawab beliau, ' Bawa budak itu padaku'. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, 'dimana Allah?' Jawab budak tersebut, 'Di atas langit'. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya lagi,'siapa saya?' Jawab budak tersebut,'Engkau adalah Rasulullah. ' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "merdekakan budak ini karena dia seorang wanita mukminah'"
(HR. Bukhori dalam Fuz' al-Qira'ah hlm. 70, Muslim dalam Shahih-nya: 537, ahmad 5/448, al-Muwatta' 2/772, al-Risalah no. 242, dll)

Al-Imam as-syafi'i membawakan hadits ini dalam kitab-kitabnya tanpa mengkritik ini kandungannya.
Maka hal ini menunjukkan bahwa beliau berhujah dengan hadits ini.

Al-Imam al-Zahabi rahimahullah berkata,
" dalam hadits ini terdapat dua masalah:

Pertama: Disyaratkannya pertanyaan seorang muslim " di mana Allah"

Kedua: Jawaban orang yang ditanya "di atas langit".

Barangsiapa yang mengingkari dua masalah ini, maka berarti dia mengingkari Nabi shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
(Al-'Uluww li al-'Aliyy al-'Azim hlm. 81)

Al-Imam as-syafi'i rahimahullah juga berkata:

"Pendapat dalan sunnah(akidah) yang saya yakini dan diyakini kawan-kawan saya ahli hadits yang saya bertemu dengan mereka dan belajar kepada mereka seperti Sufyan, Malik,  dan selain keduanya adalah menetapkan syahadat bahwa tidak ada yang berhak untuk diibadahi secara benar kecuali hanya Allah saja dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah dan bahwa Allah di atas 'Arsy-Nya di langit-Nya dekat dengan para hamba-Nya sekehendak Dia dab Dia turun ke langit dunia sekehendak-Nya."
(Adab al-syafi'i wa Manaqibuhu hlm. 93 karya ibn Abi Hatim, I'tiqad al-Imam al-syafi'i no.4 karya al-Hakari. Dan di nukil oleh ibn Qudamah dalam Isbat Sifat al-'Uluww hlm. 123, ibn Qayyim dalam Ijma' Fuyusy al-Islamiyyah hlm 164, al-Zahabi dalam Mukhtashar Al-'Uluw hlm. 176, dan al - Suyuthi dalam al-Amr bi al-Ittiba' hlm. 313)

Demikianlah ketegasan al-Imam as-syafi'i.  Lantas adakah yang mengambil pelajaran darinya?!

Al-Imam abu Muzaffat al-Sam'ani berkata: "Tidak pantas bagi seseorang untuk membela mazhab al-syafi'i dalam masalah fikih tetapi tidak mengikutinya dalam masalah usul(pokok-pokok akidah)."
(Al-Intisar li Ashab al-Hadits hlm. 9)

2. Al-Imam al-Muzanni (murid senior imam Syafi'i)

Beliau mengatakan:

"Tinggi di atas 'Arsy-Nya, Dia dekat pada hamba-Nya dengan ilmu-Nya.  Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu....."
(Syarh al-Sunnah li al-Muzanni hlm.79 no. 1, tahqiq: jamal 'Azzun)

"Tinggi di atas 'Arsy-Nya, terpisah dengan makhluk-Nya.  Allah itu ada, bukannya tidak ada dan hilang."
(Syarh al-Sunnah li al-Muzanni hlm. 82)

3. Al-Imam 'Usman ibn Sa'id ad-Darimi

Beliau berkata:

"Telah sepakat kalimat kaum muslimin dan kafirin bahwa Allah di atas langit."(Naqd Abi Sa'id 'ala al-Mirisi al-Fahmi al-'Anid 1/228)

4. Al-Imam Ibnu Khuzaimah

Beliau berkata:

"Maka hadits-hadits ini seluruhnya menunjukkan bahwa pencipta berada diatas langit yang tujuh. Hal ini tidak sebagaimana yang di perasangkakan oleh al-Mu'attilah(para penafi/penolak sifat-sifat Allah, pen) bahwasanya sembahan mereka bersama mereka di rumah-rumah mereka. "
(Kitab al-Tauhid 1/273)

5. Al-Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari

Al-Imam abu Hasan Asy'ari dalam kitabnya al-Ibanah hlm. 405-423 telah memaparkan secara panjang lebar dalil-dalil tentang istiwa' dan ketinggian Allah di atas langit-Nya serta membantah orang-orang yang menyimpang dalam masalah ini. Di antara ucapannya:

"Dan bahwasanya Allah di atas 'Arsy-Nya sebagaimana firman-Nya, 'ar-Rahman(yang Maha Pemurah) tinggi di atas 'Arsy. "(Al-Ibanah fi Usul Diyanah hlm. 17)

Setelah beliau memaparkan dalil-dalil yang banyak sekali tentang keberadaan Allah di atas 'Arsy, beliau berucap:

"Dan kaum mu'tazilah, Haruriyyah, dan jahmiyyah beranggapan bahwa Allah Ta'ala berada di setiap tempat. Hal ini melazimkan mereka bahwa Allah berada di perut Maryam, tempat sampah, dan WC. Paham ini menyelisihi agama. Maha Tinggi Allah dari perkataan(rendahan)mereka. "
(Al-Ibanah fi Usul Diyanah hlm. 26)

Beliau bahkan menukil ijma' para salaf yang bersepakat akan akidah ini. Beliau mengatakan:

"Dan mereka(para ulama Ahlus Sunnah) bersepakat bahwasanya Allah berada diatas langit-Nya, di atas  'Arsy-Nya, bukan di bumi-Nya."(Risalah ila Ahl al-Sagr karya Abu Hasan al-Asy'ari hlm. 231-234, tahqiq: 'Abdullah ibn Syakir al-Junaidi)

5. Al-Khattabi

Beliau mengatakan dalam kitabnya Syi'ar al-Din setelah membawakan beberapa ayat:

"Ayat-ayat yang kami bacakan ini menunjukkan bahwa Allah tinggi di atas 'Arsy.  Seandainya Allah berada di setiap tempat maka pengkhususan ini tidak ada faedahnya dan tidak ada maknanya.  Dan kebiasaan kaum muslimin baik yang awam maupun yang terpelajar jika berdoa memohon kepada Allah maka mereka mengangkat tangan mereka ke langit. Hal itu karena telah masyur bagi mereka bahwa Rabb yang mereka berdoa kepada-Nya berada di atas langit."
(Dinukil ibnu Al-Qayyim dalam Tahzib al-Sunnah 13/35-36 dan sebagiannya dinukil oleh al-Qurtubi dalam al-Asna fi Syarh Asma'illahi al-Husna hlm. 170)

6. Abu al-Qasim Hibatullah ibn al-Hasan al-Lalika'i rahimahullah

Beliau berkata:

"Penjelasan tentang apa-apa yang diriwayatkan dalam firman-Nya Ta'ala: ' ar-Rahman tinggi di atas  'Arsy. '(20:5). Dan bahwasanya Allah beranya Allah berada di atas 'Arsy-Nya di langit. Allah Ta'ala berfirman,'kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.'(35:10). Dan FirmanNya Ta'ala: 'Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu.'(67:16). Dan FirmanNya Ta'ala: 'Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutusNya kepadamu malaikat-malaikat penjaga. '(6:61). Ayat-ayat ini menunjukkan bahwasanya Allah Ta'ala berada di langit dan ilmu-Nya meliputi seluruh tempat di bumi-Nya dan di langit-Nya. '"
(Syarh Usul al-I'tiqad karya al-Lalika'i hlm387-388)

7. Al-Imam al-Sabuni

Beliau berkata:

"Para ahli hadits berkeyakinan dan bersaksi bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala berada di atas tujuh langit, di atas 'Arsy-Nya sebagaimana tertuang dalam kitabNya dalam surat Yunus: 'sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan.'" (10:3)..."('Aqidah al-Salaf Ashab al-Hadits hlm. 176)

8. Abu al-Qasim Isma'il al-Asbahani al-syafi'i

Beliau berkata:

"Pasal: penjelasan bahwa 'Arsy di atas langit dan bahwasanya Allah Ta'ala di atas ' Arsy. "
(Al-Hujjah bi Bayan al-Mahajjah 2/83)

9. Yahya al-'Imrani al-syafi'i

Beliau berkata:

"Di sisi ahli hadits dan sunnah, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan zat-Nya terpisah dari makhluk-Nya, beristiwa di atas 'Arsy-Nya di atas langit, tanpa menyentuhnya, dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. "(Al-Intisar fi al-Radd 'Ala al-Qadariyyah al-'Asyrar 2/607)

10. Ibnu al-Salah al-syafi'i

Beliau telah mengomentari kasidah tentang sunnah yang disandarkan kepada Abu al-Hasan al-Karkhi (wafat 532H). Kasidah tersebut diantaranya:

"Akidah ashabul hadits telah membawa para pemeluk agama ke derajat yang tinggi.

Akidah mereka bahwasanya Allah dengan Zat-Nya di atas 'Arsy-Nya, disertai ilmu-Nya tentang perkara-perkara ghaib. "

Ibn al-Salah mengomentari kasidah ini dengan berkata:

"Ini adalah akidah ahlussunnah dan ashabul hadits."(kitab al-'Arsy karya al-Zahabi 2/342)

11. Al-Imam an-Nawawi

Al-Imam an-Nawawi termasuk ulama yang menegaskan ketinggian Allah di atas 'Arsy-Nya, di antara buktinya di nukil dari kitab al-Dala'il al-Wafiyyah fi tahqiq 'Aqidah al-Imam an-Nawawi al-Salafiyyah am khalafiyyah hlm. 42-47 karya Syaikhuna Masyur ibn Hasan Salman.

  • 1. Beliau mengatakan dalam kitab fuz' fihi Zikr I'tiqad Salaf fi al-Hurus wa al-Aswat: "Kami beriman bahwa Allah di atas 'Arsy-Nya sebagaimana Allah kabarkan dalam kitab-Nya yang mulia, kami tidak mengatakan bahwa Allah di setiap tempat, bahkan Allah di atas langitdan ilmu-Nya di setiap tempat."

Lalu beliau membawakan QS. Al-Mulk:16, Fatir :10, hadits budak wanita,lalu mengatakan:
"Demikian juga dalil-dalil banyak sekali, kami mengimaninya dan tidak menolaknya sedikitpun. "

  • 2. Beliau menulis dan menyalin kitab al-Ibanah karya al-Imam abu hasan al-Asy'ari(kitab yany menjelaskan ketinggian Allah)(Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyyah 3/224, dan al-'Uluww 2/1248 karya al-Zahabi)


  • 3. Dalam kitab berjudul Tabaqat Fuqaha'a al-syafi'iyyah karya imam an-Nawawi.  Dalam biografi Al-Khattabi, beliau sangat menghormati dan mengagungkan al-Salah.  Salah satunya beliau mengatakan tentang Al-Khattabi: " dan beliau (Al-Khattabi) menegaskan bahwa allah di atas langit( Tahzib Tabaqat Fuqaha' al-syafi'iyyah 1/470)

 Beliau menukil perkataan tersebut artinya beliau menyetujuinya.

  • 4. Al-Imam an-Nawawi mengatakan dalam kitbnya Raudah al-Talibin 10/85 (salah satu kitab fiqih masyhur dalam mazhab as-syafi'i): "Seandainya dia(orang kafir) mengatakan 'tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah, Raja yang di atas langit atau kecuali Raja langit'maka dia beeiman. Allah berfirman: "Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit. "(QS Al-Mulk:16)


12. Al-Imam al-Zahabi

Beliau berkata:

"Ucapan para salaf dan imam-imam Sunnah bahkan para sahabat, Allah, Nabi, dan seluruh kaum mukmin bahwasanya Allah di atas langit dan di atas 'Arsy, dan bahsamya Allah turun ke langit dunia.
Hujah-hujah mereka adalah hadits-hadits dan ats-tsauri yang banyak. Adapun perkataan Jahmiyyah(bahwa) ' Allah Tabaraka wa Ta'ala ada di seluruh tempat'. Maha Tinggi Allah dari perkataan(rendahan)mereka itu.
Namun, Allah bersama kita dimana saja kita berada dengan ilmu-Nya.
Dan perkataan ahli kalam kontemporer(bahwa) 'Allah Ta'ala tidak di lapangan, tidak di atas 'Arsy, tidak di atas langit-Nya, tidak di bumi, tidak berada dalam alam, tidak di luar alam, tidak terpisah dari makhluk-Nya, dan tidak pula melekat dengannya'!
(Al-'Uluww hlm. 143)

Demikian keterangan para ulama mazhab as-syafi'i. Dan ini pun baru sebagian saja, belum menyeluruh.

Lantas siapakah panutan orang-orang yang berpaham "Allah di mana-mana"?
Sesungguhnya mereka telah mengikuti kaum Jahmiyyah, Mu'tazilah, dan ahki kalam.
Semoga Allah memberikan hidayah kepada semuanya ke jalan yang benar. ..


Oleh:
Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi
(Disalin dari, Majalah al-Furqon edisi 5 tahun-13 hlm.56-63)

Disalin oleh:
Radinal Maasy (Ibnu Abdillah)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ulama Syafi'iyyah Meyakini bahwa Allah di atas 'Arsy-Nya

0 komentar:

Posting Komentar

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]

Flag Counter