29 Juni 2014

Kiat-Kiat Memilih Istri Idaman

Bismillah


KIAT-KIAT MEMILIH ISTRI IDAMAN

Kriateria Calon Istri Idaman


Taat Beragama dan Berakhlak Baik.

Begitu banyak hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan wanita shalihah, diantaranya:

عن أنس رضي الله عنه ان رسول الله  قال 'من رزقه الله امرأة صالحة فقد أعانه على شطر دينه فليتق الله في الشطر الباقي

"Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Barangsiapa yang Allah menberikan rezeki kepadanya berupa istri yang shalihah berarti Allah telah menolongnya melaksanakan setengah agamanya, maka hendaknya ia bertakwa kepada Allah untuk (menyempurnakan) setengah agamanya yang tersisa.'"{1}

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam,bersabda:

تنكح المرأة لأربع لمالها ولحسبها وجما لها ولدينها فاظفر بذات الدين تربت يداك

"Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, karena martabatnya, karena kecantikannya, dan karena agamanya, maka hendaklah engkau mendapatkan wanita yang baik agamanya(jika tidak kau lakukan),maka tanganmu akan menempel dengan tanah."{2}

Cantik dan Sejuk Dipandang

Tabiat manusia mendambakan dan merindukan kecantikan. Jika ia tidak memperoleh kecantikan,seakan-akan ada sesuatu yang kurang yang ingin diraihnya.

Oleh karena itu, syari'at tidak melalaikan kecantikan sebagai faktor penting dalam memilih istri.

Dari al-Mighirah bin Syu'bah radhiyallahu'anhu bahwasanya beliau melamar seorang wanita, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya:

انظر اليها فانه احري ان يودم بينكما

"Lihatlah ia(wanita yang kau lamar tersebut)karena hal itu akan lebih meninbulkan kasih sayang dan kedekatan di antara kalian berdua.{3}

Ibnu Qudamah berkata, "Hendaknya ia memilih wanita yang cantik jelita agar hatinya lebih tenteram dan bisa lebih menundukkan pandangannya serta kecintaan(mawaddah) kepadanya juga akan semakin sempurna. Oleh karena itulah disyari'atkan nazhar(melihat calon istri)sebelum dinikahi.

Al-Munawi berkata, "jika pernikahan disebabkan dorongan kecantikan, pernikahan ini akan lebih langgeng dibandingkan jika yang mendorong pernikahan tersebut adalah harta sang wanita. Hal ini karena kecantikan adalah sifat yang senantiasa ada pada sang wanita, sedangkan kekayaan adalah sifat yang bisa hilang dari sang wanita."{4}

Akan tetapi hal ini bukanlah yang relatif, karena  terkadang wanita cantik dimata sesorang namun tidak demikian dimata orang lain.

Imam Ahmad berkata, "jika seseorang ingin mengkhitbah(melamar) soerang wanita, hendaknya yang pertama kali ia tanyakan adalah kecantikannya. Jika dipuji kecantikannya, maka ia bertanya tentang agamanya. Jika kecantikannya tidak dipuji,maka ia menolak wanita tersebut bukan karena agamnya, melainkan karena kecantikannya."{5}

Artinya, jika yang pertama kali ditanyakan oleh seseorang tentang sang wanita adalah agamanya, lalu dikabarkan kepadanya sang wanita adalah  wanita yang shalihah, namun saat ia memandangnya ternyata sang wanita bukan merupakan seleranya, iapun tidak menikahi wanita tersebut.  Artinya,ia meninggalkan wanita tersebut setelah ia mengetahui bahwa wanita tersebut adalah wanita yang shalihah.

Jika demikian, ia telah masuk dalam celaan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, "Maka hendaklah engkau mendapatkan wanita yang baik agamanya(jika tidak kau lakukan), maka tanganmu akan menempel dengan tangah."

Penyayang dan Subur

Dari Ma'bil bin Yasar radhiyallahu'anhu,berkata,"Datang seorang pria kepada Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Aku menemukan seorang wanita yang cantik dan memiliki martabat tinggi, namun ia mandul,apakah aku menikahiknya?" Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "jangan!" Kemudian pria itu datang menemui Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam kedua kalinya, dan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam tetap melarangnya, kemudian ia menemui Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam yang ketiga kalinya, maka Nabi shalallahu 'aihi wa sallam berkata, "nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak karena aku akan berbangga dengan kalian di hadapan umat-umat yang lain."{6}

Syamsulhaq al-'Azhim Abadi berkata,"Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan dua sifat ini karena wanita yang mudah beranak banyak jika tidak memiliki sifat penyayang, sang suami tidak akan menyayanginya. Sebaliknya, jika penyayang, tetapi tidak mudah beranak banyak, tujuan yang diharapkan adalah memperbanyak umat Islam dengan banyaknya kelahiran yang tidak terealisasikan."{7}


Masih Perawan, Kecuali Jika Ada Udzur

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu'anhu,ia berkata, "Ayahku wafat dan meninggalkan tujuh atau sembilan anak-anak perempuan, maka aku pun menikahi seorang wanita janda. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku, "Engkau telah menikah ya Jabir," Aku menjawab,"iya." Ia berkata,"Gadis atau janda?" Aku menjawab, "Janda." Ia berkata, "Kenapa engkau tidak menikahi yang masih gadis sehingga engkau bisa bermain dengannya, dan ia bermain denganmu,(saling bercumbu), engkau membuatnya tertawa dan ia membuatmu tertawa?" Aku katakan kepadanya, Sesungguhnya (ayahku)Abdullah wafat, dan ia meninggalkan anak-anak  perempuan dan aku tidak suka aku membawa bagi mereka seorang wanita yang masih gadis seperti mereka, aku pun menikahi wanita(janda) yang bisa mengatur mereka dan membimbing mereka," Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berkata, "semoga Allah Ta'ala memberi barakah kepadamu." Atau ia mengucapkan خيرا "Baik jika demekian."{8}

An-Nawawi berkata, "Hadits ini menunjukkan(sunnahnya) cumbuan lelaki pada istrinya dan bersikap lembut kepadanya, membuatnya tertawa serta bergaul dengannya dengan baik."{9}

Gadis perawan lebih utama untuk dicari karena wanita janda bisa jadi hatinya masih terikat dengan suami sebelumnya. Dengan demikian, cintanya kepada suami barunya tidak sepenuhnya(tidak sempurna), berbeda dengan gadis yang masih perawan."{10}

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

عليكم بالإ بكار فإنهن أعذب أفواها وأنتق أرحاما وأرضى باليسير

"(Nikahilah) gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih manis tutur katanya, lebih banyak keturunannya, dan lebih menerima dengan sedikit(qana'ah)." {11}

Hendaknya Jauh dan Kerabat Lelaki

Hendaknya sang wanita yang dinikahi jauh dari kerabat lelaki, karena jika semakin jauh kekerabatan, anaknya kelak semakin pintar. Selain itu, jika ia menikahi wanita dari kerabatnya, bisa jadi suatu saat ia menceraikannya dan akhirnya terputus silaturahim dengan kerabatnya tersebut, padahal ia diperintahkan untuk menyambung silaturrahim.{12}

Ibnu Hajar berkata, "Adapun pendapat sebagian penganut madzhab Syafi'iyah adalah disunnahkan agar sang wanita (calon istri) bukan dari karib kerabat dekat. Jika landasan pendapat ini adalah hadits, hal tersebut sama sekali tidak ada. Jika landasannya kepada pengalaman, yaitu kebanyakan anak dari pasangan suami istri yang dekat hubungan kekerabatan mereka berdua menjadi anak yang bodoh, hal tersebut bisa menjadikan landasan(jika pengalaman tersebut memang terbukti)"{13}


Berasal Dari Keluarga Baik-baik dan Dikenal Dengan Sifat Qona'ah

Hendaknya wanita yang dinikahi berasal dari keluarga baik-baik dan dikenal dengan sifat qana'ah, karena rumah yang demikian biasanya merupakan tempat tumbuh wanita yang baik dan qona'ah.{14}

Wanita yang tumbuh di keluarga yang dikenal taat beragama biasanya akan mewarisi sifat tersebut, meskipun hal ini bukanlah kelaziman.
Mertua yang taat beragama biasanya memahami kondisi sorang suami yang shaleh dan pengertian terhadapnya, kondisi seperti ini menjadikan sang suami mudah untuk berkomunikasi dengan mertua dan ringan baginya untuk mengutarakan permasalahan yang berkaitan dengan liku-liku kehidupan rumah tangganya. Jika keadaan keadaannya demikian, sangatlah mendukung diraihnya kebahagiaan yang diharapkan sang suami.

Jika sang wanita meskipun merupakan wanita yang shalihah, jika ia tumbuh di keluarga yang tidak dikenal dengan sifat qona'ah, bisa jadi ia memiliki sifat yang royal dalam mengatur keuangan suaminya, dan ini adalah musibah tersendiri bagi suami.


Hendaknya Wanita Tersebut Cerdas

Ibnu Qudamah berkata, "Hendaknya ia memilih wanita yang pandai dan menjauhi wanita yang bodoh karena tujuan nikah adalah untuk tumbuh pergaulan dan kedekatan antara dua sejoli. Dengan wanita yang bodoh, pergaulan bisa jadi tidak mantap, dan perjanan hidup menjadi kurang indah. Bahkan bisa jadi  kebodohan wanita itu menular ke anak-anaknya. Dikatakan

اجتنبوا الحمقاء فإن ولدها ضياع وصحبتها بلاء

"Hindarilah wanita yang bodoh karena anaknya sia-sia dan bergaul dengannya adalah bencana."{al-Mughni 7/83}

Setelah menelaah sifat-sifat di atas, hendaknya seorang yang sedang berkelana mencari belahan jiwanya agar berusaha menerapkan sifat-sifat tersebut kepada calon istrinya sebelum ia melangkah lebih lanjut melamar sang wanita.
Semakin banyak sifat tersebut pada seorang wanita maka semakin baik.

NAMUN, ingatlah bahwa mencari wanita yang sesuai dengan idaman kita yang memenuhi seluruh sifat tersebut adalah suatu yang sangat sulit, bahkan hampir-hampir merupakan perkara yang mustahil.
apalagi di zaman kita sekarang ini, kendati bukan berarti tidak ada.

Hal yang sering kita jumpai adalah wanita yang memiliki sebagian sifat-sifat tersebut, namun ia tidak memiliki sifat yang lain.
contohnya, banyak wanita yang cantik,tapi ternyata tidak pintar. Banyak wanita yang shalihah, tapi ternyat tidak cantik. Ada wanita yang shalihah yang berakhlak mulia,cantik,kaya,sejuk dipandang,pintar,namun mandul.
seperti inilah kebanyakan wanita di dunia,tidak dapat mengumpulkan sifat-sifat di atas seluruhnya.

Akan tetapi tetaplah lebih utama untuk memilih wanita yang baik agamanya, karena sesunggunya wanita yang shalihah dialah yang akan menunaikan kewajiban-kewajibannya dengan sesempurna mungkin, baik kewajiban yang berkaitan dengan suaminya,anak-anaknya,keluarga suaminya, dan juga tetangganya. Dialah yang akan berusaha sekuat mungkin karena keimanannya untuk menjadikan ridha suaminya.

Karena hanya wanita shalihah-lah yang faham dengan sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berikut.,

لو كنت آمراأحدا أنيسجد لأحد لأمرت المرأة أنتسجد لزوجها

"Kalau seandainya aku(boleh)memerintahkan seseorang untuk sujud kepada seseorang yang lain, akan aku perintahkan seorang wanita untuk sujud kepada suaminya."{15}

Dan untuk para lelaki yang benar-benar ingin mencari istri(bukan untuk main-main), hendaknya yakin bahwa Allah akan menolongnya...

ثلا ثة حق على الله عونهم المجاهدفي سبيل الله والمكاتب الذي يريد الأداءوالنا كح الذي يريدالعفاف

"Tiga golongan yang pasti Allah menolong mereka, yaitu orang berjihad di jalan Allah, budak yang ingin membebaskan dirinya, dan orang yang menikah karena ingin menjaga dirinya(dari berbuat kenistaan)."{16}



Sumber:
Disarikan dari "Kiat-Kiat Memilih Istri Idaman" karya Ustadz Firanda Andirja, Lc.,M.A.


Disalin oleh:
Radinal Maasy bin Abdullah


Catatan:

1. HR. At-Thabrani dalam al-Awshath, al Baihaqi, al Hakim, dan Syaikh al Albani berkata,"Hasan lighairihi" shahih at Targhib wa at Tarhib 2 no. 1916
2. HR. Bukhari 5/1958
3. HR. At-Tirmizi lll/397 no. 1087,ibnu Majah,no. 1865 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah no. 96
4. Faidh al-Qadir, 3/271
5. Syarh Muntaha al-Iradaat, 2/623
6. HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban, an-Nasa'i, berkata syaikh al-Albani, "Hasan Shahih."
7. Aun al-Ma'bud 6/33
8. HR. Bukhari 5/2053, Muslim 2/1087, Abu Dawud 2/220, an-Nasa'i di al-Kubra 3/265, dan al-Mujtaba 6/61
9.al-Manhaj Syarah Shahih Muslim 10/53
10. Tuhfah al-Ahwadzi 4/191
11. HR. Ibnu Majah no. 1861 (1/598), dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah Ash-Shahihah, hadits no. 623(2/192)
12. Kasyaaf al-Qina' 9/5
13. Fath al-Bari 9/135
14. Kasyf Al-Qana' 5/9
15. HR.at-Tirmidzi no. 1159, ibnu Majah no. 1853 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 3366
16. HR.at-Tirmidzi 4/184, an-Nasa'i di al-Kubra 3/194, al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra 10/318 dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam shahih Targhib wa at-Tarhib 2 no. 1308

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Kiat-Kiat Memilih Istri Idaman

0 komentar:

Posting Komentar

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]

Flag Counter