19 April 2013

Budaya Jahiliyah

بسم الله الرحمنر حيم




وأن احكم بينهم بمآ أنزل الله ولا تتبع أهو آءهم وا حذرهم أن يفتنوك عن بعض مآ أنزل الله إليك،فإن تولوافاعلم أنم يريد الله أن يصيبهم ببعض ذنو بهم، وإن كشيرا من النا س لفسقون ( ) أفحكم الجهلية يبغو ن و من أحسن من الله حكما لقوم يو قنون


Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang di turunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka,  supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling ( dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketehuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka di sebabakan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukkum) siapakah yang lebih baik dripada ( hukum ) Allah bagi orang-orang yang yakin? ( QS. Al- Maidah : 49-50 )


Makna Ayat Secara Umum

   Ibnu Katsyir  berkata," Allah Ta'ala mengingkari orang yang keluar dari hukum-Nya yang penuh dengan berbagai kebaikan ini, Allah Ta'ala melarang semua kejahatan dan berpaling dari kebenaran karena mereka hanya berpegang kepada pendapat, hawa nafsu, dan undang-undang yang di kemas oleh tokoh-tokoh mereka tanpa ada rujukan dari syari'at Allah Ta'ala, sebagian orang-orang jahiliyah
 menghukumi manusia dengan kesesaatan dan kebodohan yang merek kemas, dan sebagaiman bangsa tatar berhukum dengan undang-undang kerajaan yang di ambil dari kerajaan jengis khan yang di kemas oleh Al-yasiq.
Undang-undang ini merupakan kumpulan-kumpulan yang di petik dari berbagai mcam agama yang berbeda, dari yahudi, nasrani, dan agama islam. Dan pada dasarnya mereka hanya mengambil dari apa yang sesuai dengan hawa nafsu mereka saja. dan mereka lebih mendahulukan undang-undang daripada hukum Allah Ta'ala.


Asbabun Nuzul

   Ibnu Abbas radhiyallahuanhu barkata: " Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah sisuruh memilih, bila perlu menghukum mereka atau tidak menghukumi-nya, lalu beliau bermaksud menghukumi dengan hukum mereka, maka turunlah ayat ini, dan Rasulullah shalallahu  alaihi wa saallam menyuruh agar mereka dihukum dengan kitab kita (yaitu al-qur'an). (lihat kitab al-isti'ab fi bayanil asbab)

Makna Jahiliyah

   Jahiliyah berasal dari kata  jahl  kebalikannya ' Ilmu' artinya kebodohan, tidak berilmu din yang haq dan pelakunya berhukum dengan hukum hawa nafsu buatan manusia.

Syaikh Abdurrahman bin Hasan alu syaikh rahimahullah berakta :
" Jahiiyah maksudnya peradaban sebelum Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam diutus. Mereka disebut jahiliyah karena terlalu bodoh, tidak tahu ajaran islam. Maka semua perbuatan yang menyeliisihi apa yang di datangkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam hakikatnya adalah jahiliyah. ( fathul majid ; 1/309)

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata;
" Barangsiapa berhukum dengan hukum selain hukum Allah, itulah hukum jahiliyah," ( tafsir ibnu katsyir,tafsir abi hatim)

As-Sudi rahimahullah berkata:
" Hukum hanya ada dua, hukum Allah dan hukum jahiliyah." lalu beliau membacakan ayat al-maidah: 50 (tafsir al-qurthubi 6/215)

Imam Qurthubi rahimahullah berkata:
" Makna ayat ini (al-maidah : 50 ), pada zaman jahiliyah mereka mengganti hukum yang muliya(syariat Allah) dengan undang-undang buatan manusia. Orang yahudi menegakkan hukum pidana kepada rakyat miskin, sedangkan mereka tidak melaksana kan hukum ini kepada penguasa dan orang kaya. mereka tunduk dengan hukum jahiliyah
  dengan bukti perbuatan-nya.( tafsir al-qurthubi)

Syaikh shalih bin Abdul Aziz raimahullah berkata:
" Hukum jahiliyah adalah hukum yang di buat manusia untuk manusia, padahal Allah Ta'ala yang menciptakan ( hamba) Dialah yang  berhak menghukumi mereka. Allah Ta'ala yang lebih  tahu maslahat hamba-Nya.

Syaikh Salih bin Fauzan al-Fauzan rahimahullah berkata:
" Yang di maksud jahiliyah di dalam ayat ini adalah peradaban sebelum islam. orang jahiliyah itu tersesat. mereka berhukum kepada dukun, kepada tukang sihir, kepada thaghut, kepada hukum ketua kabilah mereka.
Sedang orang munafik yang mengaku beraga islam,  mereka menginginkan hukum jahiliyah, padahal Allah mengingkari siapa saja yang  mengganti hukum Allah Ta'ala dengan undang-undang manusia. ( kutub 'aqidah : 3/224)

Wajib Berhukum Dengan Hukum Allah

   Ayat diatas mewajibkan kita agar berhukum dengan hukum Allah Ta'ala dalam segala urusan hidup kita, karena setiap permasalahan telah di perjelaskan hukumnya.

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
" Kita dilarang menghukumi orang islam, orang kafir, pemuda, angkatan bersenjat, pasukan perang, orang miskin, dan lainnya melainkan dengan hukum Allah Ta'ala dan hukum Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Barang siapa berhukum selain dengan hukum islam, dia tergolong firman Allah Ta'ala (al-maidah :50) dan termasuk ayat ini pula:
Firman Allah subhanahu wa ta'ala:

فلا وربك لا يؤ منو ن حتى يحكموك فيما شجر بينهم شمل لا يجدو افى أنفسهمىحرجا مما قضيت ويسلمو اتسليما


Maka demi Rabbmu, mereka ( padahakikatnya ) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuh-nya. ( QS. an-nisa' : 65 )

Ibnu Utsiamin rahimahullah berkata:
" Hukum selain hukum Allah adalah kufur. Siapa yang berhukum dengan hukum selain hukum  yang diturunkan Allah Ta'ala, itu adalah hukum jahiliyah
 . Akan tetapi, kekufuran disini berbeda, tergantung orang yang menghukumi. Jika hakim itu tergolong orang yang tergolong yang berhukum dengan syari'at Allah dalam segala urusan dan  berpegang teguh dengan al-qur'an dan hadits, tapi dalam suatu urusan dan tujuan teertentu dia berhukum dengan hukum selain hukum Allah, padahal ia tahu bahwa hukum Allah-lah  yang benar, diapun yakin bahwa dirinya tidak boleh berhukum dengan selain hukum Allah, maka hakim itu jatoh kepada kekufuran kecil dan tergolong dosa besar ( tetapi dia tidak kafir keluar dari islam). (mmajmu' fatawa ibnu utsaimin 35/408)

إن الحكم إلالله

Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. ( QS.al-An'am : 57, Yusuf : 40, 67)

Syaikh alalamah Ibnu Baz rahimahullah berkata:
" Ayat ini menunjukan bahwa selain hukum Allah adalah hukum jahiliyah
 , Orang yang berpaling dari hukum Allah berhak mendapat siksaan Allah, Orang yang mau membaca Ayat ini (al-maidah : 49-50) dan mau berfikir, akan tampak jelas bagi dia bahwa hanya Allah lah yang berhak menghukumi segala urusan. Hal ini dapat kita buktikan dengan adanya penekanan di dalam surat al-maidah : 49-50

Ibnu Abbas radhiyalllahuanhu berkata:
" Hampir kalian akan dihujani batu dari langit, aku berkata Rasulullah shalallahu  alaihi wa sallam bersabda, sedangkan kalian berkata Abu Bakar dan Umar radhiyallahuanhum berkata demikian. ( tafsir ibnu katsyir 2/348)

Tidak Boleh Menghidupkan Budaya Jahiliyah


    Menurut asal, kita dilarang menghidupkan budaya jahiliyah karena buda mereka pada umumnya bersumber dari hawa nafsu, kecuali oerkara yang ditetapkan oleh  syari'at islam.
Menghidupkan budaya jahiliyah berarti menghidupkan ked=bodohan, kesesatan dan kezaliman.
oleh  karena itu diantara isi dari khutbah Rasulullah  shalallahu alaihi wa sallam pada hiji wada', tatkala beliau di arafah, beliau bersabda:

ألا كل شيء من أمر الجا هلية تحت قدمي موضوع ودماء الجا هلية وضو عة وإن أول دم أضع من دما ئنا دم ابن ربيعة بن الحارث كا ن مسترضعا فى بني سعد فقتلته هذيل وربا الجا هلية وضوع


" Ketahuilah, sesungguhnya segala perkara pada masa jahiliyah
 ditinggalkan dibawah kakiku, darah pada masa jahiliyah telah digugurkan dan darah pertama yang digugurkan adalah darah kami. "Utsman berkata, " yaitu darah ibnu Rabi'ah." Sedangkan sulaiman mengatakan, " darah Rabi'ah bin al-harits bin abdul muththalib." Sebagian mereka mengatakan, " dahulu ia di susui dikalangan orang - orang Bani sa'ad, kemudian ia di bunuh oleh orang-orang Hudzail. (HR. Musliim)

Orang ya yang menghidupkan budaya jahiliyah, dilaknat sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

" Manusia yang paling di murkai Allah ada tiga, Orang yang melakukan pelanggaran di tanah haram, orang yang mencari-cari perilaku jahiliyah padahal telah masuk islam, dan memburu darah seseorang tanpa alasan yang dibenarkan untuk menumpahkan darahnya," ( HR. Bukhari)

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
" Hadits ini ( hadits tentnag empat perkara termasuk jahiliyah) menunjukan semua perkara jahiliyah dan perbuatan mereka tercela, jika tidak, tentu kemungkaran mereka tidak dikatakan jahiliyah.

Allah Ta'ala berfirman:

ولا تبر جن تبرج الجهلية اللأولى

Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. ( QS.al-Ahzab : 33)

Ayat ini menunjukan wanita yang berhias diri seperti wanita jahiliyah sebelum datangnya islam tercela juga, dan tersela pula peradaban jahiliiyah. ini semua menunjukan larangan menyerupai oran jahiliyah secara menyeluruh.

Bahaya Peradaban Jahiliiyah


  Jahiliyah adalah produk hawa nafsu dan oemikiran manusia belaka,jahiliyah sangat berbahaya, dia adalah gelap, sesat dan menyesatkan. Jika kita mengikuti orang yang tidak tahu dalam masalah dunia berbahaya, apalagi mengikuti orang yang tidak tahu masalah ajaran islam.


Abdllah bin Amru bin al-Ash radhiyallahuanhu," aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam brsabda:

إن اللهل لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من العباد ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يبق عا لما اتخذ الناس رءوسا جهالا فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا

" Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba. Akan tetapi, Allah mencabut  ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka di tanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan. (HR.Bukhari)

Ibnu Rajjab al-Hambali rahimahullah berkata:
 " Apabilla pemimpin di dalam suatu negeri bodoh,tidak tahu syari'at islam, maka semua urusan rakyat bertolak belakan, pendusta dikatakan ornag jujur, orang jujur dikatakan pendusta, pengkhianat di percaya, sedang pemegang amanat dikatakan pengkhianat, orang jahil yang berhak bicara, sedankan ulamadisuruh diama atau dibuang. ( jami'ul 'ulum wal hikam: 4/67 )

Perkara Jahiliyah yang Ditolak Islam

   Perkara jahiliyah yang masih diamalkan oleh umunya kaum muslimin, padahal ditolak oleh syari'at islam banyak sekali, sebagiman di jelaskan oleh imam Bukhari, Muslim, Syaikh muhammad bin Abdul wahhab, dan ulama sunnah lainnya, diantaranya yang paling menonjol:

1. Berdo'a Kepada Ahli Kubur dan Wali


   Mereka memohon kepada Allah, tetapi juga memohon kepada ahli jubur dan wali. Mereka menduga bahwa perbuatannya itu di cintai oleh Allah dan juga di senangi oleh wali.
Maka Allah mengutus Rasulullah shalallhu alaihi wa sallam agar memerangi mereka hingga mereka meninggalkan kuburan dan wali yang mereka sembah.

Allah Ta'ala berfirman :

"Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti ( dari kekafiran ), maka sesungguhnya Allah maha melihat apa yang mereka kerjakan. (QS. al-Anfal: 39)
inilah yang paling besar perkar ayang berbahaya, karena mereka lebih menyukai berdoa kepada wali daripada brdoa kepada Allah bahkan ada yang merasa cukup berdoa kepada wali. Na'udzubillahi min dzalik.

2. Bangga Dengan Perpecahan dan Membeci Persatuan

      Sungguh aneh hidup mereka, mereka lebih suka bercerai-berai dalam urusan agama dan dunia mereka, padahal fitrah manusia menyukai persaatuan.

ولا تكو نوامن المشركين، من الذين فرقوا دينهم وكا نو اشيعا كلل حزب بما لديهم فرحون

Dan jangalah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, Yaitu orang-ornag yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa goloongan. Tiap-tiap golongan merasa banggga dengan apa yang ada pada golongan mereka. ( QS. ar-Rum : 31-32)

3. Bangga Dengan Pemberontakan dan Merasa Hina Dengan Taat Kepada Pemimpin

     Orang jahil, bila pemimpinnya salah maka tidaklah di nasehati, melainkan di berontak, di demo, dan disebarkan aibnya.

 Padahal Allah memerintahkan agara menasehati pemimpin yang berbuat salah, sebagaiman Allah Ta'ala menyuruh Nabi musa dan Nabi Harun alaihissalam untuk menasehati Fir'aun yang telah jelas-jelas kekufurannya.

Allah Ta'ala berfirman :

اذهبآ إلى فر عون إنه طغى ، فقولا له قولا لينا لعله يتذ كرأويخشى

" Pergilah kamu berdua ( wahi Musa dan Harun ) kepada fir'aun, sesungguhnya dia telah m elampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." ( QS. at-Thaha : 43-44 )

Alangkah indahnya bila umat ini mau berpegang pada ayat ini. Alangkah sejuknya hati pemimpin bila dinasehati. Jika Fir'aun diperlakukan demikian maka bagaimana dengan pemimpin yang islam?

Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu, Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda :


من رأى من أميره شيئا فكر هه فليبر فإنه ليس أحديفا رق الجا غة شبرا فيموت إلا مات ميتة جا هلية

" Siapa yang melihat dari amirnya suatu yang tidak di sukainya, hendaklah ia bersabar, sebab tidaklah seorang meninggalkan jama'ah sejauh sejengkal, lantas ia meninnggal dumia, melainkan ia mati jahiliyah." (HR.Muslim)

4. Menilai Kebenaran Berdasarkan Mayoritas

      Imam Muhammad bin Abdul wahhab rahimahullah berkata :
" Diantara pookok prinsif jahiliiyah, mereka tertipu dengan jumlah yang banyak, dan mereka menilai sesuaatu perkara itu bathil pemeluknya hanya sedikit. Maka Allah Ta'ala menolak prinsif ini, sebagai mana Fairman-Nya :

وإنتطع أكشر من فى اللأرض يضلوك عن سبيل الله

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. ( QS. al-An'am :116)

Syaikh Shalih al-Fauzan rahimahullah berkata " Yang menjadi dasar bukanlah mayoritas, melainkan kebenaran. dan memang kadang kala mayoritas itu benar, tetapi sunnatullah menetapkan bahwa umunya manusia di atas kebathilan.

5. Mengikuti Agama Nenek Moyang

      Maksudnya mereka hanya berpijak kepada tokoh dan pemimpinnya.Sebagimana firman Allah Ta'ala:

وإذا قيل لهم اتبعوا مآ أنزالله قا لوا بل نتبع مآ ألفينا عليه ءابآءنآ

Dan apa bila dikatakan kepada mereka; " ikutilah apa yang telah diturunkan Allah" mereka menjawab : " (tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (prbuatan) nenek moyang kami." ( QS. al-Baqoroh: 170)

Lalu Allah membantah mereka:

أولو كا ن ءابآ ؤهم لا يعقلو ن شيئا ولا يهتدو ن 

" ( Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?" ( QS. al- Baqoroh:170)

Orang yang berpijak kepada tokohnya dalam urusaan agama dan ibadah, pada hakekatnya dia menuhankan pemimpinnya. itulah kebiasaan orang yahudi dan nasrani, Allah berfirman :

اتخذو اأحبا رهم ور هبنهم أربابامن دونالله

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah. ( QS.at- Taubah : 31 )

 Ketika Adi bin Abi Hatim mendengar ayat ini, dia berkata : " wahai Nabi ! Kami bukan menyembah mereka," lalu Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bertanya: " bukan kah tokoh mereka mengharamkan apa yang di halalkan Allah lalu ikut mengharamkannya, dan menghalalkan apa yang diharamkan yang di harmakan Allah lalu mereka ikut menghalakannya?" saya menjawab : "jika demikian maka benar." Lalu beliau berkata: " itulah namanya menyembah mereka. (al-mu'jamul kabir li Thabarani 12/7)

6. Yang Kuat Yang Benar

     Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata:
" Orang-orang jahiliyah
  berdalil, kaun yang di beri kekuatan berfikir, beraktifitas, memiliki kekuasaan, kedudukan itulah yang benar. Maka Allah membantah tuduhan bathil ini dengab firmannya:
" Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang kami belum pernah meneguhkan kedudukan dalam hal itu, dan Kami telah memberiakan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi pendengaran mereka itu tidak berguna sedikitpun juga bagi mereka,kerena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahul selalu mereka memperolok-oloknya". ( QS. al-Ahqaf; 26)

Syaikh Shlih al-Fauzan rahimahullah berkata:
" Prinsif ini bathil, karena Allah Ta'ala telah memberi tahu bahwaa orang kafir pada zaman dahulu memiliki kekuatan dan harta yang banyak, mempunyai kedudukan, mereka ahli fakir, tidak ada kekuatan mereka, bahkan mereka tetap diatas kebathilan.
sebagimana di jelaskan dalam firman Allah dalam surat Maryam :73-74, Fatir ; 44, Qaf: 36, al-An'am ;6, semua ayat ini menjelaskan bahwa ukuran kebenaran bukan kepada kekuatan, dan harta, jika mereka itu orang tersesat, bahkan Allah mengabaarkan bahwa Allah memerikan kekayaan yang banyak kepada orang kafir untuk menyiksa mereka (surat al-An'am :44-45) (syarah masail jahiliyyah 1/66-68)

7. Bangga dengan Kedudukan dan Mencela Keturunan

     Abu Hurairah radhiyallahuanhu berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:


إن الله قد أذهب عنكم عبية الجا هلية وفخرها بالآباء مؤمن تقي وفا جر شقي أنتم بنو آدم وآدم من تراب ليد عن رجال فخر هم بأقوام

" Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari kalian kesombongan ala jahiliyah
  dan kebanggaan kalian dengan nenek moyang; (yang ada hanya) orang beriman yang bertakwa dan orang jahat yang sengara;  kalian adalah anak keturunan adam dan adam diciptakan dari tanah;  maka hendaklah orang-oran gmeninggalkan kebanggaanmereka dengan kaumnya..." ( HR. Tirmidzi, dihasan kan oleh imam al-albani:4233)

Islam datang menolak peradaban keji ini, maka orang ang beriman hendaknya merasa senang  dan gembira dengan amal ibadahnya, tidak membanggakan suatu keturunan dan menghina keturunan yang lain, sebagimana yang sering kita saksiakan.

Semoga Allah mengampuni dosa kita dan menjauhkan dari masalah jahiliyah.




Di kutip dari majalah Al-Furqon (edisi 7 th. ke-11,safar 1433)
oleh Al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron  حفظه الله

واحمدالله رب العلمين

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Budaya Jahiliyah

0 komentar:

Posting Komentar

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]

Flag Counter